Waspada, Tsunami Susulan Masih Mengintai Perairan Selat Sunda
RIAU24.COM - Sejumlah ilmuwan di dunia memprediksi, tsunami susulan masih berkemungkinan terjadi kembali di perairan Selat Sunda. Kondisi ini terjadi karena aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau masih tinggi. Aktivitas vulkanis itu yang menyebabkan terjadinya longsor di bawah permukaan air laut, yang kemudian memicu terjadinya gelombang tsunami.
Aktivitas vulanis inilah yang diduga kuat menjadi pemicu terjadinya tsunami di kawasan itu. Sejauh ini, tidak ada pihak yang bisa memprediksi, kapan aktivitas vulkanis itu bakal segera berhenti.
"Kemungkinan tsunami lebih lanjut di Selat Sunda akan tetap tinggi, karena Gunung Anak Krakatau sedang memasuki fase aktif saat ini," ujar ilmuwan Richard Teeuw dari Portsmouth University, Inggris, dari AFP yang dilansir cnnindonesia.com, Senin 24 Desember 2018.
Dibutuhkan survei sonar untuk membuat peta dasar laut di sekitar Gunung Anak Krakatau. Namun sayangnya, survei semacam itu biasanya butuh waktu yang cukup lama, bahkan hingga berbulan-bulan.
Diambil dari laman International Tsunami Information Center UNESCO, gelombang laut yang tinggi dapat disebabkan perpindahan air secara mendadak. Perpindahan air itu kerap terjadi akibat ledakan gunung berapi.
Sebelumnya, hal serupa juga dilontarkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.