Pengemis Bermobil Itu Akhirnya DItangkap, Ini Fakta Yang Sebenarnya
Dia mengaku, penghasilan rata-rata dari mengemis sebesar Rp150 ribu. Sisa uang sewa mobil, Rp70 ribu, untuk menyambung kehidupan sehari-harinya yang tinggal di Kampung Cisauk RT05/01 Desa Cemplang Kecamatan Cibungbulang bersama seorang anak laki-lakinya dan menantu serta dua orang cucunya.
“Kalau tidak percaya ayo ke rumah saya, ini keadaan saya, jangan sampai (di medsos) itu simpang siur. Orang enggak punya apa-apa kok dibilang punya mobil, hasil bapak ngemis per harinya Rp150 ribu, untuk sewa Rp80 ribu dan saya Rp70 ribu. Mobil yang dibawa sebenarnya bukan mobil saya tetapi mobil sewa,” tegasnya.
Soal tiga orang istri, Enur membenarkannya, namun kondisinya kawin cerai sebanyak tiga kali. Saat ini semuanya telah meninggal. “Yang benar itu saya kawin cerai, semuanya sudah meninggal sekarang, yang terakhir sepuluh tahun lalu, sekarang bapak sendirian,” ungkapnya.
Enur mengaku, anak dan menantu mengetahui profesinya sebagai seorang pengemis. Namun, tak bisa menolak. Sebab penghasilan putra dari istri pertamanya yang bekerja di Pamulang Parung sebagai petugas kebersihan hanya Rp800 ribu. Itu pun belum tentu menutupi kebutuhan selama sebulan.
“Jadi hasil mengemis ini untuk membantu saja. Anak saya tahu saya mengemis. Tetapi mau bagaimana lagi karena memang kebutuhan untuk sehari-hari tidak terpenuhi,” bebernya.
Enur mengaku sebenarnya tak ingin lagi kembali mengemis di jalan. “Saya juga tidak tahu kenapa tidak mendapatkan bantuan. Mungkin karena saya orang tidak punya jadi disisihkan saja. Hanya sembako dapat sebulan sekali, nebus Rp10 ribu ke RW,” ungkapnya.