Miris, Mantan Wapres Iran Ceritakan Cara Bunuh Istrinya Sambil Minum Teh
Najafi, politikus reformis, memiliki kedekatan dengan Presiden Rouhani sampai dia dipaksa mundur dari posisi wali kota Teheran sesudah politikus garis keras mengkritiknya karena menghadiri acara Hari Perempuan Dunia di sebuah sekolah di mana para perempuan menari—sesuatu yang dianggap "tidak Islami".
Najafi sudah lama menjadi target politikus garis keras, dan stasiun penyiaran milik pemerintah IRIB menjalin hubungan erat dengan mereka. Ini terlihat saat reporter IRIB dengan leluasa memegang senjata yang diduga digunakan untuk membunuh.
"Oke, ini adalah senjata Colt yang digunakan Najafi untuk membunuh istri keduanya. Tadinya ada 13 peluru di dalamnya. (Sambil menghitung sisa peluru) Satu, dua, tiga, empat,... delapan! Dia menembakkan lima peluru. Dua mengenai istrinya dan tiga mengenai dinding," kata si reporter.
Aktivis hak asasi manusia Shadi Sadr mengutuk kegagalan polisi mempertahankan integritas penyelidikan kriminal dalam kasus ini.
"Saya pernah membela kasus pembunuhan sebelumnya. Senjata yang dipakai membunuh tak bisa diberikan kepada siapapun selain disegel, apalagi ke orang yang tak berhubungan sama sekali dengan kasus (misalnya wartawan). Bahkan untuk standar Iran sekalipun, penyelidikan pidana seperti ini bisa dianggap sebagai lelucon."***