Menu

Situs Cagar Budaya Tangsi Belanda Reborn, Spot Baru Berburu Sunset dari Kompleks Bangunan Kolonial

Lina 22 Dec 2019, 17:35
Areal Tangsi Belanda yang berada di kawasan Kota Pusaka Siak Sri Indrapura (foto/int)
Areal Tangsi Belanda yang berada di kawasan Kota Pusaka Siak Sri Indrapura (foto/int)
Sementara itu Kadis PU Tarukim Irving Kahar menjelaskan sebelum dilakukan revitalisasi, Bangunan Tangsi Belanda telah dikaji terlebih dahulu oleh Kementerian PUPR dengan melibatkan Tim Arkeolog dan Tim Ahli Cagar Budaya, dengan menggunakan metode teknologi mutakhir untuk mengetahui struktur asli bangunan. 

Sejarahnya, Kompleks Tangsi Belanda berfungsi sebagai zona perlindungan dan pertahanan bagi tentara belanda dimasa lalu. Dalam kompleks terdapat berbagai enam unit bangunan yang membentuk formasi melingkar sehingga terdapat halaman didalam dengan beragam fungsi seperti sebagai penjara, asrama, kantor, gudang senjata, dan logistik. Pembangunannya diperkirakan pada abad ke 18 dan sezaman dengan masa berlangsungnya Kesultanan Siak, terutama setelah ditandatanginya Traktat Siak pada masa Sultan Siak ke-9. Sultan Asy-Syaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin yang memerintah tahun 1827-1864.

Bangunan I yang berada di sebelah timur merupakan bangunan 2 lantai, berukuran panjang 18 meter dan lebar 9,6 meter. Lantai bawah terdiri dari bangunan sayap utara yang berfungsi sebagai ruang jaga, kantor dan ruang tahanan. Pada bangunan sayap selatan terdapat empat ruangan yang dahulu pernah dipergunakan sebagai kamar mayat dan rumah sakit. Sementara dua unit bangunan yang berada dibelakang (bangunan II dan III), merupakan bangunan dua lantai yang sama bentuknya dan berukuran 155 x 11meter. Lantai bawah dahulu pernah difungsikan sebagai kantor, dan lantai atas diperuntukkan sebagai asrama dan tempat tinggal tentara Belanda.

Halaman: 345Lihat Semua