Menu

Kisah Ribuan Dokter Imigran di Amerika, Ingin Bergabung Dalam Pertarungan Melawan Virus Corona Namun Dilarang Hanya Karena Masalah Sepele

Devi 4 Apr 2020, 11:43
Kisah Ribuan Dokter Imigran di Amerika, Ingin Bergabung Dalam Pertarungan Melawan Virus Corona Namun Dilarang Hanya Karena Masalah Sepele
Kisah Ribuan Dokter Imigran di Amerika, Ingin Bergabung Dalam Pertarungan Melawan Virus Corona Namun Dilarang Hanya Karena Masalah Sepele

RIAU24.COM -   Mohamed Khalif telah menjadi dokter selama enam tahun. Tinggal di negara bagian Washington, pria berusia 30 tahun tersebut siap dan bersedia untuk bergabung di garis depan pertarungan virus Corona di Amerika Serikat. Tetapi seperti ribuan profesional kesehatan yang menerima gelar medis mereka di luar negeri, ia sama sekali tidak diizinkan untuk bergabung.

"Kami semua harus duduk diam di rumah, dan negara ini justru membawa pensiunan dokter dan penyedia layanan kesehatan yang sebenarnya berisiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 saatmerawat pasien-pasien ini," kata Khalif.

Khalif lahir di Somalia dan keluarganya datang ke AS sejak ia masih kecil. Sejak kecil, ia telah berkeliling dunia bersama ayahnya dan belajar cukup banyak bahasa - mulai dari Somalia hingga Hindi dan Mandarin. Setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi kedokteran di Tiongkok, ia bekerja sebagai dokter perawatan primer di Galdogob, sebuah kota kecil di Somalia, demi mengasah keterampilannya. Dia kembali ke AS lima tahun lalu dengan harapan bisa melakukan hal yang sama di negara Paman Sam tersebut.

Meskipun telah lulus ujian dewan dan memiliki segudang pengalaman, sayangnya Khalid tidak mendapatkan izin tinggal tahun ini. Di Amerika, mendapatkan izin tinggal merupakan langkah terakhir dan sangat kompetitif sebelum terakreditasi untuk praktik kedokteran di AS.

Langkah yang dimaksudkan ini untuk menciptakan konsistensi di antara para profesional medis AS dan keselamatan dalam sistem perawatan kesehatan AS, tetapi sifat residensi yang sangat kompetitif telah menyulitkan banyak dokter terlatih asing selama bertahun-tahun, dan kini sebagai imbasnya, AS menghadapi kekurangan tenaga dokter selama pandemi virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 5.000 orang di seluruh negara tersebut.

Terlepas dari seberapa berpengalaman lulusan medis dan dokter internasional, mereka tetap harus melalui serangkaian proses pengujian dan verifikasi kredensial yang sama untuk berlatih. Dan banyak yang harus menunggu pandemi ini selesai, karena mereka tidak dipilih untuk posisi residensi rumah sakit, langkah terakhir dan kompetitif sebelum menjadi terakreditasi.

Halaman: 12Lihat Semua