Menu

Tragis, Pekerja Migran dan Pengungsi yang Kelaparan di Malaysia Terpaksa Meminta Bantuan Pada Masyarakat Selama Penguncian

Devi 11 Apr 2020, 10:41
Tragis, Pekerja Migran dan Pengungsi yang Kelaparan di Malaysia Terpaksa Meminta Bantuan Pada Masyarakat Selama Penguncian
Tragis, Pekerja Migran dan Pengungsi yang Kelaparan di Malaysia Terpaksa Meminta Bantuan Pada Masyarakat Selama Penguncian

Sayangnya, Poon bukan satu-satunya yang dihadapkan pada kondisi drastis ini. Seorang pekerja rumah tangga paruh waktu Indonesia berusia 42 tahun yang disebut sebagai, Ani, berbagi bahwa dia sedang demam tetapi tidak bisa pergi ke klinik untuk memeriksakan diri karena upah hariannya tidak cukup untuk menutupi biaya konsultasi medis.

Ibu tunggal dua anak ini mengatakan, “Saya tidak punya uang untuk pergi ke klinik untuk perawatan. ”

Bagi banyak pekerja ini, penguncian adalah langkah yang tidak dapat mereka persiapkan, mengingat kondisi kehidupan mereka saat ini. Sementara LSM sejak saat itu telah menjangkau Tengku Emma yang mengumpulkan makanan untuk memberi makan sedikitnya 100 keluarga pengungsi yang membutuhkan, situasinya tetap tidak ada harapan bagi mereka yang tidak lagi dapat kembali bekerja selama masa ini.

"Para imigran dan pengungsi kelaparan dan banyak penduduk setempat juga harus bergantung pada tabungan mereka untuk bertahan hidup," tambah juru bicara Tengku Emma. 

Hasnah Hussin, seorang penggerak komunitas Tenaganita, mengatakan bahwa komunitas migran dan pengungsi semakin membutuhkan bantuan: “tantangan terbesar mereka adalah membayar sewa, diikuti oleh kekurangan makanan. Masyarakat dapat membantu dengan membayar sewa mereka dan menyediakan kebutuhan dasar bagi mereka, ”katanya sambil menambahkan bahwa sebagian besar orang-orang yang kurang mampu ini tidak memiliki jaring pengaman cadangan. Produk-produk kebersihan dan masker wajah akan diterima, serta susu bubuk formula instan untuk keluarga dengan anak kecil.

Sementara itu, sebuah perusahaan sosial yang dikenal sebagai Yellow House KL, berupaya memberikan solusi berkelanjutan seperti membeli roti yang dibuat oleh komunitas pengungsi untuk dibagikan kepada yang membutuhkan. 

Sambungan berita:  
Halaman: 123Lihat Semua