Menu

Terbukti, Negara yang Dipimpin Perempuan Lebih Baik Dalam Perangi Virus Corona, Kok Bisa?

Siswandi 22 Apr 2020, 09:54
Presiden Tsai Ing-wen mengenakan masker bersama para pejabat dan prajurit. Foto: int
Presiden Tsai Ing-wen mengenakan masker bersama para pejabat dan prajurit. Foto: int

Kondisi ini berbanding terbalik dengan para pemimpin lain seperti Amerika Serikat, Brasil, Israel dan Hongaria. Para pemimpin di negara-negara ini, beberapa kali berupaya menyalahkan hal-hal eksternal, seperti orang-orang asing yang "mengimpor penyakit" ke dalam negara.

"Trump (AS) dan Bolsonaro (Brasil) memilih persona ultra-macho. Itu tidak diprogram dalam biologi mereka bahwa mereka harus bersikap seperti itu, tapi mereka yang memilih demikian," kata Campbell.

Namun, terlepas dari fakta bahwa negara-negara tersebut dipimpin perempuan, ada kesamaan lain dari negara-negara yang merespons krisis ini dengan baik: Negara-negara itu adalah negara dengan ekonomi maju, yang memiliki sistem penyokong kesejahteraan dan kerap mencatat angka tinggi pada sebagian besar indikator pembangunan sosial. Selain itu, negara-negara tersebut punya sistem layanan kesehatan yang kuat sehingga mampu menangani kondisi darurat.

Fakta lain juga mengungkap, sejumlah pemimpin pria juga masuk dalam kategori sukses, dalam memerangi virus Corona. Para pemimpin pria tersebut, umumnya tidak masuk dalam jenis pemimpin macho seperti yang disebutkam Campbell di atas. 

Contohnya di Korea Selatan. Langkah yang diambil Presiden Moon Jae-in dalam menghadapi krisis akibat Corona, berujung pada kemenangan partainya dalam pemilihan anggota parlemen, 15 April lalu.

Begitu pula PM Yunani, Kyriakos Mitsotakis, yang disanjung karena dinilai mampu meminimalisir jumlah kematian akibat Covid-19. Untuk diketahui, hingga 20 Apri 2020l, sebanyak 114 orang meninggal di Yunani, negara berpenduduk 11 juta jiwa.

Halaman: 345Lihat Semua