Pasar Ikan Beijing Berhenti Menjual Salmon Setelah Covid-19 Ditemukan di Talenan yang Digunakan Oleh Importir
RIAU24.COM - Seekor ikan salmon biasa dinikmati oleh banyak orang karena rasanya, salmon umumnya ditemukan dijual di banyak supermarket. Tetapi untuk supermarket yang beroperasi di Beijing, karang oranye khas ikan tersebut tidak dapat ditemukan setelah laporan muncul bahwa virus Covid-19 ditemukan di papan pemotong pedagang grosir salmon.
Insiden itu dikatakan telah terjadi Jumat lalu (12 Juni 2020) setelah cluster Covid-19 baru terdeteksi di pasar basah grosir terbesar di kota, Pasar Xinfandi. Dari 517 sampel yang diambil dari vendor pasar, sekitar 45 orang telah dinyatakan positif terkena virus menurut Global Times.
Penyelidikan ke lingkungan pasar itu sendiri juga menemukan bahwa talenan yang digunakan oleh importir ikan salmon telah terkontaminasi dengan Covid-19, memicu kekhawatiran apakah ikan salmon yang dijual melalui vendor membawa virus itu sendiri, lapor CGTN.
Meskipun tidak mungkin bagi salmon hidup untuk tertular virus karena mereka hidup di air dan virus tidak dapat bertahan hidup pada daging salmon beku, Lin Li, kepala ilmuwan dari sebuah tim yang memantau penyakit dan kontrol perairan di Provinsi Guangdong, telah menyebutkan bahwa virus kontaminasi dapat terjadi pada daging ikan selama pemrosesan, pengangkutan, atau pengemasan.
Namun, sebuah makalah yang diterbitkan oleh Asian Fisheries Science terus mempertahankan sikap mereka bahwa Covid-19 tidak diketahui menginfeksi ikan atau mencemari produk mereka.
Pada titik waktu ini, tidak jelas bagaimana talenan tersebut bisa terkontaminasi dengan Covid-19. Meskipun demikian, meningkatnya kekhawatiran di antara operator supermarket dan konsumen telah menyebabkan penghentian sementara dalam penjualan dan distribusi salmon di Beijing. Banyak supermarket telah mengeluarkan produk dari rak, sementara konsumen disarankan untuk sementara waktu menghindari konsumsi salmon mentah.
