Menu

Secara Ajaib Para Peneliti Berhasil Menemukan Jika Obat Murah Ini Mampu Mengurangi Risiko Kematian Pada Kasus COVID-19 yang Parah

Devi 17 Jun 2020, 10:32
Secara Ajaib Para Peneliti Berhasil Menemukan Jika Obat Murah Ini Mampu Mengurangi Risiko Kematian Pada Kasus COVID-19 yang Parah
Secara Ajaib Para Peneliti Berhasil Menemukan Jika Obat Murah Ini Mampu Mengurangi Risiko Kematian Pada Kasus COVID-19 yang Parah

RIAU24.COM -  Dexamethasone, steroid yang murah dan banyak digunakan di dunia, telah ditemukan secara dramatis mampu mengurangi risiko kematian akibat COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru, dalam apa yang oleh para ilmuwan di Inggris disebut sebagai terobosan besar. Para peneliti yang dipimpin oleh tim dari Universitas Oxford memilih deksametason, yang digunakan untuk mengurangi peradangan pada penyakit lain kepada lebih dari 2.000 pasien COVID-19 yang sakit parah.

Di antara mereka yang hanya bisa bernafas dengan bantuan ventilator, obat tersebut mengurangi kematian hingga 35 persen, dan seperlima pada pasien lain yang hanya menerima oksigen, menurut hasil awal dari Trial Pemulihan.

Tidak ada manfaat di antara pasien yang tidak memerlukan dukungan pernapasan. "Berdasarkan hasil ini, satu kematian akan dicegah dengan pengobatan sekitar 8 pasien berventilasi atau sekitar 25 pasien yang membutuhkan oksigen saja," kata pernyataan Universitas Oxford.

Hasil penelitian menunjukkan deksametason, yang tersedia di apotek, harus segera menjadi perawatan standar pada pasien dengan kasus penyakit yang parah, menurut para peneliti. "Ini adalah hasil yang sangat disambut baik," kata salah satu pemimpin studi, Peter Horby dari University of Oxford, dalam sebuah pernyataan.

Manfaat bertahan hidup jelas dan besar pada pasien yang cukup sakit untuk memerlukan perawatan oksigen, jadi deksametason sekarang harus menjadi standar perawatan pada pasien ini. Deksametason murah dan dapat digunakan untuk menyelamatkan hidup manusia di seluruh dunia. Hasil uji coba juga sangat menjanjikan karena sekitar 40 persen pasien COVID-19 yang memerlukan ventilator akhirnya meninggal, seringkali karena respon inflamasi tubuh yang tidak terkendali terhadap virus.

Bagi mereka yang menerima pengobatan baru, angka kematian turun menjadi kurang dari 30 persen.

Halaman: 12Lihat Semua