Laporan itu menuduh pasukan pemerintah dan HTS melakukan penjarahan dan kejahatan perang lainnya.

"[HTS] menahan, menyiksa, dan mengeksekusi warga sipil yang mengekspresikan perbedaan pendapat, termasuk wartawan," katanya. "Apalagi, HTS, menembaki daerah-daerah sipil yang padat penduduknya tanpa pandang bulu, menyebarkan teror di antara warga sipil yang tinggal di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah."

Hanny Megally, satu dari tiga orang di komisi itu, mengatakan kejahatan perang kemungkinan besar dilakukan oleh pasukan udara Suriah dan Rusia. "Kami mendokumentasikan dua insiden di mana kami pikir itu pesawat Rusia yang melakukan serangan itu," katanya dalam konferensi pers virtual.

 

Pinheiro mengatakan tidak ada penjelasan mengapa tingkat penderitaan yang dapat diperkirakan seperti itu diizinkan untuk dilanjutkan. "Benar-benar menjijikkan bahwa, setelah lebih dari sembilan tahun, warga sipil terus diserang tanpa pandang bulu, atau bahkan menjadi sasaran, sembari menjalani kehidupan sehari-hari mereka," katanya.

"Pasukan pro-pemerintah dan teroris yang ditunjuk PBB secara terang-terangan melanggar hukum perang dan hak-hak warga sipil Suriah."