Menu

Puluhan Orang Terluka Ketika Anggota Parlemen di Bangkok Bentrok Mengenai Reformasi Piagam

Devi 18 Nov 2020, 13:48
Puluhan Orang Terluka Ketika Anggota Parlemen di Bangkok Bentrok Mengenai Reformasi Piagam
Puluhan Orang Terluka Ketika Anggota Parlemen di Bangkok Bentrok Mengenai Reformasi Piagam

Alih-alih kembali untuk berdemonstrasi lagi di Parlemen di Jalan Samsen, penyelenggara protes, Pemuda Bebas, mengatakan akan berkumpul sore ini di Persimpangan Ratchaprasong di pusat perdagangan dan ritel Bangkok.

Demonstrasi Selasa menandai pertama kalinya pihak berwenang menembakkan gas air mata terhadap pengunjuk rasa setelah ancaman untuk menggunakan senjata kimia dibuat pada protes sebelumnya. Meriam air dan gas air mata dikerahkan berulang kali oleh polisi dari jam 2 siang hingga malam. Lebih dari selusin ambulans terlihat tiba di Jalan Samsen untuk merawat para pengunjuk rasa yang terluka. Pusat Medis Erawan hingga Rabu pagi melaporkan 55 orang luka-luka, 32 orang luka-luka akibat terpapar gas air mata.

Wakil komisaris Biro Kepolisian Metropolitan, Piya Tawichai mengatakan polisi memiliki kewenangan hukum untuk menggunakan tindakan seperti itu terhadap para pengunjuk rasa karena mereka "diperingatkan selama unjuk rasa" dan melanggar hukum dengan mencoba mendobrak barikade polisi dan melemparkan bom asap ke petugas.

Meski beredar kabar bahwa peluru karet telah ditembakkan, Piya membantah telah digunakan.

Klub Koresponden Asing Thailand pada Rabu pagi mengeluarkan pernyataan tentang "peningkatan yang mengkhawatirkan" dari kekerasan. Kelompok tersebut mengulangi seruan agar pihak berwenang mengizinkan jurnalis dan paramedis mengenakan pelindung tubuh, yang ilegal. Dikatakan pihak berwenang harus menahan diri dalam menangani pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.

Peristiwa Selasa juga menyaksikan bentrokan antara pengunjuk rasa pro-demokrasi dan ultra royalis yang muncul dengan kemeja kuning Selasa pagi di parlemen untuk menuntut anggota parlemen tidak membuat perubahan pada konstitusi. Kelompok royalis Warong Dechgitvigrom Thai Pakdee mengatakan perubahan akan mengarah pada berakhirnya institusi monarki yang telah lama ada.

Halaman: 12Lihat Semua