Menu

Warga Sipil Melarikan Diri Dari Ain Issa, Karena Bentrokan di Timur Laut Suriah Terus Meningkat

Devi 28 Dec 2020, 08:36
Foto : BBC.com
Foto : BBC.com

Ozcelik mengatakan jika Turki dan pasukan lokalnya merebut Ain Issa, tujuannya untuk membentuk zona aman di sepanjang perbatasannya akan maju. "Jika Turki merebut Ain Issa, itu akan menjadi indikasi kegiatan militer di masa depan, untuk membersihkan [YPG] / PKK dari daerah Ain al Arab / Kobane juga," kata Ozcelik.

Sejak gencatan senjata AS-Turki tahun lalu, Rusia telah menempatkan pasukannya di Ain Issa dan telah mendirikan pangkalan di bekas markas koalisi. Satu bulan lalu, Rusia mendirikan tiga pos pengamatan baru di utara kota Ain Issa, yang digambarkan Ozcelik sebagai Moskow yang mencoba "menembus" kendali teritorial AS atau Turki di daerah tersebut.

“Rusia [ingin] membawa elemen militer rezim Suriah ke timur laut Suriah sebanyak mungkin,” jelas Ozcelik.

"Jika [pos pengamatan] diserang oleh SNA atau Turki, maka Rusia akan melegitimasi penempatan lebih banyak pasukan di daerah itu."

Ali dari SDF mengatakan Rusia seharusnya mengamati dan menegakkan perjanjian gencatan senjata, terutama mengingat bentrokan terjadi kurang dari 1 km dari pangkalan Moskow. "Sejauh ini mereka tidak bertindak sejalan dengan misi ini ... [pemerintah Suriah dan Rusia] tidak melakukan apa pun untuk mendukung SDF dan mereka terus diam," kata Ali.

Menurut SDC, Rusia sedang mencoba untuk mendorong AANES, yang telah menguasai timur laut Suriah sejak 2012, untuk menyerahkan kendali kepada pemerintah Suriah. "Rusia menuntut agar daerah itu diserahkan kepada rezim sebagai syarat untuk menghentikan serangan Turki," kata anggota SDC itu.

Halaman: 456Lihat Semua