Menu

Sempat Membohongi Warganya, Kematian Presiden Tanzania Menimbulkan Reaksi Beragam

Devi 19 Mar 2021, 09:26
Foto : DetikNews
Foto : DetikNews

RIAU24.COM -  Belasungkawa mengalir dari seluruh dunia pada hari Kamis setelah kematian Presiden Tanzania John Magufuli, karena banyak orang bertanya-tanya bagaimana negara Afrika Timur dapat berdiri tanpa adanya seorang pemimpin yang dicintai sekaligus dibenci dan ditakuti.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Wakil Presiden negara itu Samia Suluhu mengatakan presiden berusia 61 tahun itu meninggal karena "serangan jantung" di sebuah rumah sakit di Dar-Es-Salaam, penyakit yang katanya telah dia perjuangkan selama 10 tahun terakhir. 

"Kami telah kehilangan pemimpin tangguh kami" katanya. Negara itu akan memulai masa berkabung dua minggu, karena persiapan pemakaman sedang dilakukan.

Dilansir dari Aljazeera, seperti sebagian besar masa kepresidenannya selama lima tahun, kesehatan Magufuli menurun dan kematian berikutnya dirusak oleh kontroversi. Presiden sempat menghilang dari pandangan publik pada akhir Februari, yang mengarah ke spekulasi luas bahwa dia telah tertular COVID-19.

Baru-baru ini minggu lalu, pejabat pemerintah mengatakan presiden dalam keadaan sehat dan bekerja keras. Beberapa orang telah ditangkap karena menyebarkan rumor bahwa presiden sakit. Gelombang spekulasi tentang kesehatannya terjadi setelah Magufuli, yang sebelumnya mengecilkan ancaman virus corona, mengakui bahwa COVID-19 masih menjadi ancaman di Tanzania.

Dari pembangunan infrastruktur hingga penindasan hak-hak politik dan sipil, kepemimpinan Magufuli telah meninggalkan warisan penting yang belum sepenuhnya dipahami oleh banyak orang.

Halaman: 12Lihat Semua