Menu

Inilah Alasan Mengapa Wanita di China Mengalami Distigmatisasi Dalam Pekerjaan Usai Keguguran

Amerita 13 Apr 2021, 13:04
Foto : Asiaone
Foto : Asiaone
Joy Lin, pendiri inisiatif hak perempuan Wequality, mengatakan bahwa terlepas dari undang-undang tersebut, perempuan di China ragu-ragu untuk mengambil cuti setelah keguguran karena stigma di tempat kerja.

“Melahirkan dirayakan karena Anda berkontribusi pada masyarakat. Hal lain yang menyangkut tubuh perempuan, seperti sistem reproduksi perempuan atau seksualitas perempuan dianggap memalukan, ”ujarnya.

Menarik kesejajaran tentang bagaimana masalah menstruasi dibebani dengan takhayul dan kerahasiaan, Lin berkata: “Keguguran itu sama saja, memalukan untuk dibicarakan. Mengapa Anda mengalami keguguran? [Kesalahpahaman bisa jadi] karena Anda tidak merawat bayi Anda. Atau bisa juga moral, seperti karena Anda memiliki terlalu banyak pasangan seksual. "

Ketika seorang perempuan mengajukan cuti tersebut, hal-hal tersebut turut menambah stigma yang dialaminya, ujarnya.

Undang-undang saat ini juga membuat sebagian besar karyawan wanita tidak memiliki tunjangan kehamilan, bahkan ketika pembuat kebijakan berusaha merekayasa ledakan bayi di tengah penurunan tingkat kelahiran.

Perempuan yang bekerja di perekonomian informal juga ditawarkan lebih sedikit perlindungan tenaga kerja.

Halaman: 345Lihat Semua