Menu

Dibebaskan Untuk Memiliki Tiga Anak, Banyak Dewasa Muda di China Memilih Untuk Tidak Menjomblo

Devi 10 Jun 2021, 10:41
Foto : VOA Indonesia
Foto : VOA Indonesia

Kebijakan tiga anak yang baru juga dapat memiliki dampak negatif jangka pendek lebih lanjut pada wanita, tulisnya, dengan perusahaan mengasumsikan wanita menginginkan lebih banyak anak dan berpotensi memilih untuk mempekerjakan pria sebagai gantinya untuk menghindari biaya bersalin dan waktu jauh dari pekerjaan.

Ashton Verdery, seorang profesor sosiologi dan demografi di Penn State University, mengatakan tampaknya kebijakan tiga anak lebih merupakan reaksi terhadap data sensus baru-baru ini yang menunjukkan China memiliki populasi yang menua dengan cepat dan dengan cepat mendekati populasi puncaknya, tetapi kebijakan terperinci untuk mencoba mengatasi tekanan bisa datang nanti.


“Saya tidak akan terkejut jika mereka beralih ke semacam penghargaan khusus yang didapat orang karena memiliki lebih banyak anak atau kebijakan lain yang meringankan tantangan memiliki lebih banyak anak,” katanya kepada Al Jazeera.

Misalnya, otoritas China dilaporkan mendorong beberapa daerah untuk mencoba skema cuti orang tua. “Saya bisa membayangkan bahwa China dapat membangun lebih banyak perumahan yang ramah untuk keluarga besar dan hal-hal seperti itu,” katanya. “Negara China memiliki keterlibatan yang jauh lebih besar dalam ekonomi dan oleh karena itu mungkin bisa sedikit bergerak.”

Bagi Scott Rozelle, seorang ekonom pembangunan dan salah satu direktur Program Aksi Pendidikan Pedesaan di Universitas Stanford, masalah demografis China bukanlah tentang kuantitas tetapi tentang kualitas. Sebagian besar dari kurangnya kualitas tenaga kerja tersebut adalah karena China telah gagal memberikan pendidikan bagi semua pemuda hingga sekolah menengah, khususnya di daerah pedesaan.

Halaman: 345Lihat Semua