Terjebak di Ukraina, PMI Asal Bali Rasakan Rentetan Ledakan Mencekam hingga Terpaksa Sembunyi di Banker
"Kami, khususnya WNI pagi-pagi jam tiga bangun sudah ada bunyi sirene. Kita berlindung ke bunker, kadang-kadang kita tidurnya dua jam dari tanggal 24 (Februari)," kata Sukerayani.
Ia juga mengaku tak jarang mendengar suara ledakan senjata dan tentu suasana mencekam itu membuatnya takut. Namun, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) pada tanggal 27 Februari sudah menjemputnya.
"Iya pasti (takut) karena mendengar suara ledakan. Kita dalam lindungan KBRI, kita tidak boleh keluar pas tanggal 27 kita dijemput perlindungan dan aman dan kita dikawal," imbuhnya.
Sukerayani bekerja di Ukraina baru lima bulan dan kontak kerjanya 1,5 tahun. Ia juga menyatakan bahwa bila situasi kondusif lagi di Ukraina ia ingin kembali, karena di sana bos-nya dan gajinya sangat bagus.
"Kalau sudah baik pengen lagi ke Ukraina. Bosnya bagus, hotelnya juga bagus, gajinya juga bagus," ujarnya.
Sebanyak 26 WNI tersebut telah tiba di Bali. Sementara itu, 2 WNI lainnya belum diperbolehkan pulang ke Bali.