Afghanistan menjadi paling tidak bahagia, di antaranya karena maraknya di bawah pemerintahan yang didukung Amerika Serikat (AS) di Kabul. Belum lagi tingkat kemiskinan yang tinggi dan kurangnya kesempatan kerja yang juga turut berpengaruh.

Pada jajak pendapat Gallup 2018, mayoritas masyarakat Afganistan mengaku tak memiliki harapan untuk masa depan, meski kekuasaan Taliban telah jatuh pada 2001 silam.

Dikutip dari AP, analisis Nasratullah Haqpal mengatakan, “Satu-satunya fokus adalah perang, panglima perang, dan politisi korup.”

Haqpal juga melihat tingkat kemiskinan Afghanistan yang semakin menjadi-jadi. 

“Orang-orang jadi semakin miskin, semakin kecewa, dan semakin tidak bahagia,” imbuhnya.

Menemani Afganistan, Libanon dan Zimbabwe menduduki peringkat kedua dan ketiga terbawah dalam daftar tersebut dengan skor yang sama 2,9.