Mengenal Lebih Jauh Tentang Holocaust, Peristiwa Pembantaian Jutaan Yahudi Oleh Hitler
Pembunuhan massal menggunakan gas beracun di kamp dilakukan pertama kali pada Maret 1942. Ketika ghetto mulai dilanda penyakit dan kelaparan, orang-orang Yahudi mencoba memberontak, tetapi usaha mereka sia-sia. Meski mencoba dirahasiakan, berita mengenai Holocaust sebenarnya sampai di telinga sekutu. Akan tetapi, pihak sekutu diduga terlalu fokus untuk memenangkan perang dan sebagian lainnya tidak percaya bahwa aksi keji itu dapat dilakukan oleh Nazi.
Alhasil, orang-orang Yahudi tidak mendapatkan bantuan yang semestinya.
Di kamp Auschwitz saja, diperkirakan terdapat lebih dari dua juta orang Yahudi yang menjadi korban genosida oleh Nazi. Holocaust baru dapat dihentikan pada 1945, ketika Jerman kalah dalam Perang Dunia II dan Hitler melakukan bunuh diri. Kejahatan kemanusiaan ini menimbulkan dampak yang sangat hebat, terutama pada orang-orang Yahudi.
Antara 1941-1945, Nazi Jerman secara sistematis telah membunuh sekitar enam juta orang Yahudi di seluruh Eropa.
Jumlah korban tersebut adalah setara dua pertiga populasi Yahudi di Eropa saat itu, di mana lebih dari satu juta dari mereka yang tewas adalah anak-anak. Selain orang Yahudi, sekitar lima juta orang lainnya juga menjadi target karena alasan rasial, politik, ideologi, dan orientasi seksual. Sehingga, total korban Holocaust diperkirakan mencapai 11 juta jiwa.
Sementara itu, orang-orang yang selamat dari kamp pemusnahan merasa dapat kembali ke rumah karena telah kehilangan keluarga ataupun dikecam oleh tetangga non-Yahudi mereka. Akibatnya, pada akhir 1940-an, Eropa kebanjiran pengungsi dan tawanan perang. Hal itu memaksa pihak Sekutu untuk menciptakan tanah air bagi orang-orang Yahudi yang selamat dari Holocaust, yang kemudian mengarah pada pembentukan Israel pada 1948.