Menu

Kisah Dua Wanita Karir di PT. RAPP, Tidak Membatasi Diri dan Pintar Menyeimbangkan Waktu

Devi 3 Sep 2022, 11:24
Kisah Dua Wanita Karir di PT. RAPP, Tidak Membatasi Diri dan Pintar Menyeimbangkan Waktu
Kisah Dua Wanita Karir di PT. RAPP, Tidak Membatasi Diri dan Pintar Menyeimbangkan Waktu

Senada dengan Catur, Jayanti Primades yang merupakan karyawan RAPP di bidang Business Continuous Improvement Department (BCID) ini menyatakan jika seorang perempuan apalagi yang telah menjadi ibu harus mempersiapkan mental ketika memutuskan untuk menjadi wanita karier. Pasalnya, mereka memiliki tantangan untuk menyeimbangkan peran dalam mengembangkan perusahaan dan buah hati. "Terkadang, saya sedih karena tidak bisa mendampingi aktivitas anak sehari-hari. Kalau tidak siap mental, kita akan selalu kepikiran si kecil di rumah sehingga tidak fokus dalam bekerja," ucapnya.

Ibu muda ini pun memiliki resep tersendiri dalam mengatasi tantangan tersebut. Menurutnya, sikap profesional merupakan kunci untuk menjawab hal tersebut.

"Kalau memang sedang bekerja, kita fokus dengan kerjaan. Lalu saat tiba di rumah kita fokus dengan keluarga," ungkapnya.

Wanita yang bergabung di RAPP pada tahun 2013 lewat program Graduate Trainee ini pun bersyukur karena pihak perusahaan selalu memfasilitasi setiap kebutuhan karyawan. Salah satunya adalah dengan menyediakan perumahan di lingkungan kerja. Hal tersebut sangat membantu karena ia bisa memiliki waktu lebih lama untuk bersama dengan keluarga. Selain itu, RAPP kerap melaksanakan kegiatan yang melibatkan keluarga karyawan.

Di sisi lain, perusahaan yang berada di bawah naungan APRIL ini pun membuka kesempatan yang besar bagi karyawan untuk berkembang dengan tidak membeda-bedakan gender. Dalam mengembangkan karier dan perusahaan, ibu satu anak ini terinspirasi oleh Maria Skodowska-Curie yang merupakan ahli dalam bidang fisika dan matematika dan merupakan pemenang hadiah Nobel dua kali, yakni fisika pada tahun 1903 dan kimia pada 1911.

Ia mengisahkan jika Marie-Curie harus sembunyi-sembunyi untuk belajar karena diskriminasi gender yang menimpa dirinya sebagai seorang perempuan. Pada tahun 1891 Marie melanjutkan studi tentang fisika dan matematika di Universitas Sorbonne. Baru setelah pergi ke Paris, dia bisa lebih leluasa untuk melakukan riset.

Halaman: 123Lihat Semua