Pemprov Riau Gerak Cepat Turunkan Angka Prevalensi Stunting
"Berkat kerja keras bersama, kita telah membuahkan hasil yang baik, berdasarkan survei status gizi Indonesia dengan ditandai turunnya prevalensi stunting dari 22,3 persen di 2021 menjadi 17,0 persen di 2022.
"Tentu turunnya angka rata anak-anak yang dilahirkan menjadi momentum untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan kualitas keluarga. Keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam penanggulangan stunting," imbuh Wagubri Edy Natar.
Lebih lanjut dikatakan, masalah gizi sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, seperti praktek pengasuhan yang kurang baik. Lalu, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi, serta masih kurangnya akses rumah tangga ataupun keluarga untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
"Selain dari pada itu, ibu hamil dan balita juga harus mencegah stunting dari hulu dengan menyiapkan remaja putri calon pengantin ataupun calon ibu yang akan memasuki persiapan kehidupan berkeluarga," tuturnya.
Wagubri Edy mengimbau, untuk memastikan setiap remaja putri calon pengantin agar melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan.
"Saat ini telah dibentuk tim percepatan penurunan stunting (TPPS) di tingkat Provinsi Riau, tingkat kabupaten/kota, dan tingkat TPPS tingkat Kecamatan tingkat Kelurahan dan Desa," ujarnya