RIAU24.COM - Jumlah korban tewas di Jalur Gaza menyentuh 17.700 pada hari Sabtu (9 Desember), menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas ketika Israel terus membombardir sasaran di daerah kantong Palestina yang diblokade, Kelompok-kelompok bantuan mengatakan bahwa Gaza menghadapi situasi kemanusiaan ‘apokaliptik’ dan berada di ambang kewalahan oleh kelaparan.

Sebelumnya, Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan menyerukan gencatan senjata pada hari Jumat.

Washington mengutip tidak adanya rencana untuk mengembalikan warga Israel yang disandera di Gaza sejak 7 Oktober sebagai salah satu alasan di balik penentangannya. Tetapi vetonya sangat dikutuk oleh Otoritas Palestina dan Hamas, serta kelompok-kelompok kemanusiaan.

Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Palestina, mengatakan veto AS di DK PBB membuatnya terlibat dalam genosida, pembersihan etnis dan kejahatan perang Israel terhadap Palestina, Reuters melaporkan.

Ketika Israel terus menggempur Gaza dengan serangan udara, kementerian Hamas mengatakan 71 orang tewas telah tiba di rumah sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah saja selama 24 jam, dan 62 di rumah sakit Nasser di kota selatan Khan Yunis.

Israel telah berjanji untuk memberantas Hamas setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober, ketika orang-orang yang berutang kesetiaan kepada Hamas menerobos perbatasan Gaza dengan Israel untuk membunuh sekitar 1.200 orang Israel dan menangkap sandera, 138 di antaranya tetap ditawan, menurut Israel.