Militan PKK Kurdi Nyatakan Gencatan Senjata dalam Pemberontakan 40 Tahun di Turki

RIAU24.COM - Militan Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan selama 40 tahun di Turki mengumumkan gencatan senjata pada hari Sabtu, yang dapat menandai dorongan signifikan bagi pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, dua hari setelah pemimpin mereka yang dipenjara menyerukan kelompok itu untuk melucuti senjata.
Pengumuman oleh Partai Pekerja Kurdistan, atau PKK, muncul dengan latar belakang perubahan mendasar di kawasan tersebut, termasuk konfigurasi ulang kekuasaan di negara tetangga Suriah setelah tergulingnya Presiden Bashar Assad, melemahnya gerakan militan Hizbullah di Lebanon, dan perang Israel-Hamas di Gaza.
Sementara pemerintah belum menanggapi secara rinci deklarasi PKK, Erdogan memperingatkan bahwa Turki akan “selalu menyiapkan tangan besinya jika tangan yang kami ulurkan terangkat ke udara atau digigit.”
Berbicara dalam acara buka puasa Ramadhan di Istanbul, Erdogan menambahkan: “Kami akan melanjutkan operasi (militer) yang sedang berlangsung, jika perlu, hingga kami melenyapkan teroris terakhir tanpa menyisakan satu batu pun di atas batu lainnya, tanpa menyisakan satu kepala pun di pundaknya.”
Konflik antara Turki dan PKK telah menyebabkan puluhan ribu kematian sejak dimulai pada tahun 1984. Gencatan senjata ini merupakan tanda pertama terobosan sejak perundingan damai antara PKK dan Ankara gagal pada musim panas tahun 2015.
Deklarasi PKK dipublikasikan oleh Kantor Berita Firat, media yang dekat dengan kelompok tersebut, pada hari Sabtu. Deklarasi tersebut merujuk pada pemimpin pemberontak, Abdullah Ocalan, yang telah dipenjara oleh Turki sejak tahun 1999.