Mengejutkan, Pemerintah Sudah Habiskan Rp43 Miliar untuk Program Makan Gratis Prabowo

Devi 13 Mar 2025, 18:48
Anak-anak menyantap makan siang bantuan pemerintah di sebuah sekolah Islam di Kudus, Jawa Tengah pada 12 Februari 2025
Anak-anak menyantap makan siang bantuan pemerintah di sebuah sekolah Islam di Kudus, Jawa Tengah pada 12 Februari 2025

RIAU24.COM - Pemerintah Indonesia mengumumkan pada hari Kamis, 13 Maret 2025, bahwa mereka telah menghabiskan Rp 710,5 miliar atau sekitar USD 43 juta untuk menyediakan makanan gratis bagi jutaan pelajar Indonesia hingga 12 Maret.

Angka-angka tersebut mencakup pengeluaran publik untuk program unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam waktu kurang dari tiga bulan sejak peluncuran pangan dimulai pada awal Januari. Ratusan dapur di seluruh negeri menyiapkan makanan kaya gizi untuk siswa setiap hari sekolah dengan biaya pemerintah.

Menurut Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, pemerintah telah menggunakan Rp 710,5 miliar untuk memberi makan lebih dari 2 juta orang, termasuk anak-anak TK dan remaja sekolah menengah atas. Beberapa ibu baru telah menerima paket makanan kaya gizi untuk meningkatkan pertumbuhan bayi mereka.

"Kami telah mengalokasikan Rp 71 triliun untuk penyaluran bantuan pangan yang akan menjangkau 17,9 juta orang, termasuk 15,5 juta anak usia sekolah. [Dana bantuan pangan] juga akan disalurkan kepada 2,4 juta ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan, serta balita," kata Suahasil dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Hingga saat ini, pemerintah telah mendirikan 726 dapur umum untuk memasak makanan.

Indonesia akan melihat lebih banyak dapur umum seperti ini di masa mendatang seiring bertambahnya jumlah penerima. Suahasil mengatakan bahwa pemerintah akan menaikkan anggaran menjadi Rp 171 triliun karena akan berupaya memperluas jangkauannya hingga 82,9 juta orang. Saat ini, siswa sekolah dasar merupakan penerima manfaat terbesar dengan 912.023 anak yang telah mendapatkan makanan rutin.

Program ini merupakan inti dari kampanye pemilihan umum Prabowo. Ia bahkan memperkenalkannya tidak hanya sebagai solusi untuk masalah stunting di negara ini, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi yang potensial. Prabowo menargetkan untuk mencatat pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8 persen dalam masa jabatan presidennya atau pada tahun 2029, melampaui tingkat pertumbuhan alamiah negara ini sebesar 5 persen.

Penasihat ekonomi senior Prabowo, Luhut Binsar Pandjaitan bahkan mengklaim bahwa program pembagian makanan siap saji dapat memangkas angka kemiskinan hingga 2,6 persen melalui lapangan pekerjaan yang dapat diciptakan oleh program pembagian makanan siap saji secara nasional.

Makanan yang didanai pemerintah biasanya terdiri dari protein (biasanya ayam), nasi, sayur, dan buah. Pisang dan semangka adalah pilihan yang umum. Indonesia, negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, saat ini sedang menjalankan bulan puasa Ramadan. Pemerintah telah mengganti menu dengan makanan yang dapat bertahan lebih lama bagi anak-anak untuk berbuka puasa di malam hari. Anak-anak biasanya mendapatkan sebungkus kecil biskuit, kurma, buah, dan susu selama Ramadan. Beberapa anak bahkan menerima minuman sereal instan sebagai pengganti susu.

Program ini menarik perhatian publik setelah beberapa waktu lalu Prabowo memerintahkan pemerintahannya untuk memangkas belanja tidak penting hingga Rp 307 triliun untuk tahun anggaran berjalan. Sebagian dari dana yang dihemat digunakan untuk mendanai program makanan bergizi. Para ahli telah meminta pemerintah untuk mempertimbangkan penyaluran makanan tersebut kepada anak-anak dari rumah tangga berpendapatan rendah dan daerah terpencil, dengan alasan keterbatasan anggaran. ***