Menu

Biadab, Tolak Makan Daging Babi 400 Siswa Muslim Dikurung di Ruang Pendingin

Riko 24 Dec 2018, 17:13
Para orang tua muslim Uighur yang mencari anaknya yang hilang
Para orang tua muslim Uighur yang mencari anaknya yang hilang

RIAU24.COM - Sebanyak 400 siswa Muslim etnis Kazakh di Habahe dan Burqin yang masuk wilayah Xinjiang, China dimasukkan kedalam ruang pendinginan.  Mereka dikurung lantaran protes terhadap perintah yang mengharuskan mereka untuk makan daging babi.

Menurut Radio Free Asia (RFA), yang mengatakan bahwa banyak dari siswa miskin yang ditahan oleh pihak berwenang China, setelah melakukan protes terhadap perintah yang mengharuskan mereka untuk makan daging babi.

Kabar menyedihkan tersebut itu juga diungkapkan seorang juru bicara aktivis HAM Kazakhstan, Serikjan Bilash.

" Lebih dari 400 siswa etnis Kazakh telah menghilang selama seminggu, dan orang tua mereka tidak tahu keberadaan mereka. Menurut laporan, mereka ditahan karena menolak makan babi. Penolakan itu dianggap melanggar hukum di China," kata Serikjan, dikutip Dream mengutip dari RFA. Senin 24 Desember 2018.

RFA melaporkan bahwa pada tanggal 16 Desember 2018 lalu, para siswa itu diduga disekap di sebuah ruang pendingin untuk menyimpan daging babi.

"Ada ruang pendingin untuk daging babi di Burqin. Para siswa dari Habahe itu disekap di situ bersama dengan daging babi," kata RFA.

Habahe sekarang dijaga ketat oleh polisi dan tentara. Orang-orang juga dilarang masuk ke wilayah Habahe dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, warga Burqin mengatakan bahwa umat Islam di Xinjiang tidak punya pilihan lain dalam menghadapi situasi seperti itu.

"Bagi Muslim Xinjiang, pilihannya melawan sampai titik darah penghabisan atau tertangkap, disiksa dan kemudian dicuci otak oleh pihak berwenang. Tetap saja, kami akhirnya juga mati," kata warga Burqin yang tak disebutkan namanya itu.

Kabar mengejutkan ini muncul menyusul laporan The Independent tentang sekolah khusus yang dikelola pemerintah China untuk warga etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.

Menurut The Independent, sekolah khusus itu mirip dengan kamp konsentrasi Nazi di era Perang Dunia II. Di sekolah khusus itu, warga Muslim dididik ulang secara politik dan diajarkan lagu-lagu nasional bangsa China. 

Mereka juga dilaporkan dipaksa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam, seperti makan babi dan minum alkohol. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pemerintah China terkait tuduhan yang aangat serius ini.