Menu

Gara-gara Beda Pilihan Caleg, Dua Kuburan Dipindahkan dari Tempatnya

TIM BERKAS 34 12 Jan 2019, 20:58
 Kuburan yang terletak di Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.dipindahkan karena beda pilihan/int
Kuburan yang terletak di Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.dipindahkan karena beda pilihan/int

RIAU24.COM -  Gorontalo - Perbedaan pilihan menjadi pemicu pemindahan kuburan yang terletak di Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Kuburan tersebut dipindahkan pihak keluarga atas permintaan pemilik tanah yang masih punya ikatan keluarga dengan almarhum.

Diketahui dari detikcom (12/1/2019), terdapat dua kuburan yang dipindahkan. Ini dikarenakan berbeda pilihan calon legislator (caleg).

Kuburan yang dipindahkan tersebut, kuburan almarhum Masri Dunggio, yang sudah dimakamkan 26 tahun lalu, dan almarhumah Sitti Aisya Hamzah, yang baru setahun dimakamkan di halaman belakang milik warga bernama Awono.

"Awano itu bukan orang NasDem, yang saya tahu Awono itu secara kekerabatan saudara ipar yang mencalonkan diri calon anggota DPRD Bone Bolango. Jadi hubungan dengan partai itu tidak tahu. Dia pernah berkata, ‘Kamu kalau tidak pilih Nani atau Iriani itu kuburan pindah dan ini saya pagar (jalan).’ Nani itu dari NasDem," kata keluarga pemilik makam yang dipindahkan yang bernama Abdusalam Polontolo.

Perbedaan pilihan menjadi pemicu pemindahan kuburan yang sudah pernah dimediasi oleh pihak kepala desa. Tetapi tidak ada titik temu dan keluarga pemilik kubur merasa sudah tidak dihargai.

"Sebelumnya kami sudah diundang ke kantor kepala desa untuk mediasi. Tapi kakak saya sudah telanjur kecewa, kakak saya seorang janda dan sempat dimaki-maki," lanjut Abdusalam.

Pemindahan kuburan itu dilakukan hari ini, Sabtu (12/1/2019). Proses pemindahan 2 kubur ini diwarnai isak tangis keluarga. Pihak keluarga mengaku tidak tega melihat 2 kuburan ini dipindahkan. Proses pembongkaran kuburan hingga ke pemindahan berlangsung hampir 2 jam. Lokasi kuburan yang baru tidak jauh dari kuburan semula.

"Pemicunya itu bahasa ‘kalau kamu tidak pilih, ada yang mati tidak bisa dikuburkan di sini. Itu kuburan Masri harus dipindah’. Padahal yang punya lahan kubur masih sepupu dengan almarhum," tambah Abdusalam.

Sementara itu, Kepala Desa Toto Selatan Taufik Baladraf menyatakan permasalahan ini muncul sekitar Desember 2018. Pihak keluarga yang bersengketa atau bermasalah sudah diundang untuk mediasi.

"Kami undang semuanya bahkan kami undang pihak Bhabinkamtibmas dari Polsek Kabila. Semua sampaikan unek-unek tapi karena sudah telanjur emosi, yang satu bilang kalau katanya kemarin itu emosi, kalau mau pindah boleh kalau tidak ya tidak masalah. Tapi ibu pemilik kuburan tetap memilih pindah tapi harus diberi waktu," jelas Taufik.

Taufik mengaku saat rapat mediasi di kantor desa, ada kata yang diangkat soal pilih-memilih dalam pileg 2019. "Tapi saat itu sudah saya tegaskan hak pilih itu hak semua orang dan tidak bisa dipaksakan. Hubungan keluarga pemilik lahan dan yang kubur dipindahkan adalah bagus, tetapi karena ada pileg ini," pungkas Taufik.(***)

 

R24/phi