Viral, Tidak Dilayani Rumah Sakit Tentara, Seorang Anggota TNI Minta Tolong Pada Presiden
RIAU24.COM - Seorang anggota TNI berpangkat Kapten Infanteri, Leo Sianturi mengamuk dikarenakan kecewa atas pelayanan di Rumah Sakit TNI, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Hal itu terlihat dalam sebuah video viral yang beredar di dunia maya. Video berdurasi 2 menit 51 detik itu memperlihatkan Kapten Leo Sianturi duduk di kursi roda sambil memegang infus mengamuk di halaman parkir rumah sakit sebagaimana dikutip dari TribunWow. com dari dari channel Youtube Tribun Medan TV, Sabtu 26 Januari 2019.
Kapten Leo berteriak dan menangis mengadukan kekecewaanya terhadap pelayanan rumah sakit.
"Pak presiden tolong saya, pak presiden, saya tentara dari masyarkat akan kembali ke masyarakat, sakit hati saya, saya sakit tidak ada opname, di opname tidak layani,"ujarnya.
Kapten Leo mengungkapkan bahwa dirinya sebagai perwira, namun sayangnya tidak dilayani secara baik.
"Kecewa dengan rumah sakit tentara, kecewa pelayanan tidak bisa, saya seorang perwira, tidak berfungsi perwira,"tuturnya.
Bahkan Kapten Leo Sianturi menyebut TNI Angkatan Darat seperti dirinya tidak ada artinya di rumah sakit itu.
"Tidak ada artinya angkatan darat di rumah sakit, inilah nasib saya,"katanya.
Ia terus menerus berteriak bahwa pelayanan di rumah sakit tidak bagus.
"Saya prajurit, masuk sampai perwira, yang nyatanya pelayanan di rumah sakit tentara tidak bagus, ini saksinya Kapten Infanteri Leo Sianturi,"teriaknya.
Selain meminta tolong kepada presiden, Kapten Leo Sianturi juga meminta pertolongan panglima TNI.
"Tolong panglima, saya prajurit tidak dihargai," sebutnya.
Terkait video viral tersebut, Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) 01.04.01, Letkol Ckm Suhartono menggelar konferensi pers. Dia menyampaikan bahwa pihak rumah sakit TNI tidak menelantarkan bahkan mengusir Kapten Leo Sianturi.
"Bahwasanya pernyataan kapten Leo itu tak benar. Pasien-pasien yang dirawat sudah sesuai prosedur tak ada kami telantarkan. Karena ketersinggungan itu maka pasien marah-marah,"ujarnya dilansir dari Tribun-Medan.com, Jumat 25 Januari 2019.
Letkol Ckm Suhartono mengatakan dalam SOP setiap pasien ditanya siapa yang menemani selama perawatan. Bahkan, katanya, sudah menyarankan Kapten Leo untuk dirujuk ke rumah sakit lain.
"Sebenarnya kami sudah menyarankan ke dia, kalau mau rujuk akan kami rujuk. Tapi bersangkutan naik angkut pergi. Rekam medik masih di sini. Kalau mau merujuk kami layani. Sehingga kalau butuh rujuk sampai pusat kami rujuk," ujarnya.
Letkol Ckm Suhartono menjelaskan saat dirujuk ke Rumah Sakit Vita Insani, pihak Rumah Sakit TNI juga menemani.
Letkol Ckm Suhartono menjelaskan hal ini terjadi karena Kapten Leo mudah tersinggung.
"Pasien yang dirawat sudah sesuai prosedur tak ada kami telantarkan. Karena ketersinggungan itu maka pasien marah-marah. Kami sudah rawat dengan baik. Sudah kita fasilitasi tetapi tidak mau difasilitasi. Tidak ada kami menolak dan mengusir pasien itu. Prioritas fungsi kami pelayanan. Pasien umumnya saja kami layani dengan baik. Pada dasarnya kami tidak mentelantari pasien dinas," ujarnya.
Sementara itu, perawat yang menjaga Kapten Leo Sianturi, Dewi turut mengklarifikasi kejadian sebenarnya.
"Saya sebagai perawat kalau tukaran sift malam ke pagi kami serah terima. Kami ke ruangan pak leo apakah sudah makan. Memang kami menanyakan siapa yang menunggu bapak, kenapa tidak ada yang menunggu. Katanya sudah cerai. Kalau enggak anak bapak yang nunggu. Tapi lagi di luar kota dan lagi pendidikan. Dan beliau tidak terima dengan itu. Bapak itu tersinggung karena tentang keluarga bapaknya. Bapak itu keluar, kami tahan juga tak mau,"ujarnya.
Dewi menjelaskan juga sudah meminta maaf kepada Kapten Leo. Tetapi, Kapten Leo marah dan tetap pergi meninggalkan rumah sakit.
"Kalau memang tersinggung kami minta maaf. Kami coba menahan bapak itu, tapi bersikeras tetap ingin pulang. Saya minta maaf dan kawan saya dinas malam minta maaf,"ujarnya.
Dewi mengetahui bahwa Kapten Leo seorang perwira.Ia juga mengatakan Kapten Leo dirawat dalam keadaan mengenakan seragam TNI.
"Kami tahu bapak itu prajurit. Kami setiap saat baca status bapak itu dan bapak itu pakai seragam. Saya tidak ada ucapan tak boleh dirawat karena tak ada keluarga,"pungkasnya.