Menu

Ala Mak! Tarif Bagasi Terlalu Mahal, Oleh-oleh Ditinggal Penumpang di Bandara

Siswandi 29 Jan 2019, 14:33
Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara. Foto: int
Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara. Foto: int

RIAU24.COM -  Harapan Taufik, warga Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, membawa oleh-oleh untuk keluarga di Kalimantan, terpaksa diurungkannya. Hal itu disebabkan mereka dikenakan tarif bagasi, saat akan berangkat menggunakan pesawat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.

Cerita itu terjadi Rabu (23/1/2019) lalu. Ketika itu, Taufik beserta dua rekannya, membawa oleh-oleh berupa dodol dan kopi, yang beratnya sekitar 50 kilogram.

Saat pemeriksaan, oleh pihak maskapai, mereka dikenakan biaya bagasi. Namun angkanya yang bikin kepala Taufik jadi terasa sakit. Pasalnya, untuk membayar biaya bagasi, mereka dikenakan tarif bagasi hingga Rp2,5 juta.

"Gila kalau seperti ini namanya, bagus ditinggalkan saja lah oleh-oleh ini. Ngapain kami bawa hampir Rp2,5 juta kami kena," ujarnya, dilansir Tribunnews.

"Dodol saja kami beli cuma Rp35 ribu per kilogram. Tapi di sini per kilo kenanya Rp80 ribu. Ya untuk apa dibawa kalau seperti ini," tambahnya yang dikutip kompas, Rabu 29 Januari 2019.

Setelah itu, Taufik terpaksa menghubungi kerabatnya untuk mengambil kopi dan dodol yang terpaksa harus ditinggalnya di Bandara Kualanamu.

Seperti diketahui, maskapai milik Lion Group ( Wings Air dan Lion Air) telah menerapkan tarif berbayar yang melebihi 7 kilogram. Aturan ini, sebelumnya juga telah memantik reaksi dari masyarakat, khususnya dari kalangan netizen.

Kejadian ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pada Selasa (22/1/2019) lalu, kejadian serupa pernah terjadi. Ketika itu, seorang penumpang pesawat Wings Air berinisial OS (23), tiba-tiba mengamuk saat berada di Bandara Rahadi Oesman, Ketapang, Kalimantan Barat.

Hal itu disebabkan ia dikenakan tarif bagasi yang angkanya mencapai satu jutaan lebih. Ketika itu, ia sempat mendatangi bandara sambil membawa parang jenis mandau, senjata tajam khas Kalimantan. Akibat ulahnya itu, ada beberapa fasilitas bandara rusak. Buntutnya, OS terpaksa diamankan petugas keamanan. ***