Menu

Gelar Jancuk untuk Jokowi Berpolemik, Ini Asal-usul Kata Tersebut

M. Iqbal 4 Feb 2019, 17:38
Presiden Jokowi saat diberi gelar Cak dan Jancuk di Surayaba
Presiden Jokowi saat diberi gelar Cak dan Jancuk di Surayaba

RIAU24.COM - Beberapa waktu lalu, capres petahana Jokowi diberi gelar  'cak' dan 'jancuk'. Gelar tersebut menimbulkan persepsi diberbagai kalangan. Lalu apa arti kata jancuk?

Menurut keterangan Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Autar Abdilah, secara kajian linguistik dan historis, kata jancuk memiliki sejarah dan makna yang unik.

"Ya, Secara linguistik maknanya memang negatif. Karena makna awal dari keberadaan kata jancuk lebih berkonotasi negatif. Tetapi, kalau di dalam penggunaan arek-arek Suroboyo, kata itu bisa bermakna macam-macam, bahkan mengungkapkan kekaguman pun bisa menggunakan kata jancuk, misal 'jancuk, ayune arek iki," ujar Autar yang dilansir dari detikcom, Senin, 4 Februari 2019.
zxc1

Namun dalam perkembangannya, selain diungkapkan sebagai kata bermakna positif, ternyata kata tersebut lebih banyak dikonotasikan sebagai kata negatif seperti pada makna awalnya. 

"Dalam pelajaran kita sudah diarahkan dalam konotasi negatif. Bahkan anak kecil pun takut ngomong kata jancuk itu karena langsung merasa bersalah, merasa berdosa, dan takut sama orang tuanya jika ketahuan. Itu karena konstruksi makna yang dibuat oleh para orang tua dan orang dewasa saat itu," tuturnya.

Lantas, seperti apa asal-usul historis kata tersebut? Autar menjelaskan hingga kini tidak ada catatan resmi yang menuliskan sejak kapan kata itu pertama kali muncul. Tapi ia tidak menyangkal dan meyakini bahwa kata jancuk itu asli Suroboyo.

"Kata jancuk itu pertama digunakan untuk melihat orang bersetubuh sambil dilihat orang secara ramai. Sebenarnya awalnya seperti itu. Jadi maknanya sebenarnya cukup kotor," jelasnya.

"Akhirnya jadi kosakata tersendiri yang sangat populer dan berkembang. Tapi di lingkungan arek-arek Suroboyo, terutama pada pasca-kemerdekaan, itu sudah berubah maknanya. Tidak hanya semata-mata untuk kata kasar, mengejek, menghina, atau membenci saja," sambung Autar.

Karena kata tersebut asli dari Suroboyo, kata itu pun dikenal dan populer dalam pergaulan sehari-hari di kawasan seputar Jatim saja, khususnya di Kota Surabaya. Selain di wilayah itu, kata jancuk kurang populer.
zxc2

Soal diberikannya gelar 'Cak Jancuk' kepada Jokowi, Autar senada dengan pengamat lainnya, yakni menolak. Karena, walaupun kata jancuk bisa beragam makna, ia menilai kurang tepat jika digunakan untuk penyebutan kepada seorang tokoh.

"Itu juga kalau menurut saya kurang etis lah, kurang pantas aja kalau itu jadi sebuah nama. Menurut saya itu nggak pantas, semisal Jokowi jancuk atau Prabowo jancuk. itu menurut saya tetap tidak begitu lazim. Masih ada kata lain lah kalau menurut saya," tutupnya.