Menu

Muslim Wajib Tahu, Inilah Hukum dan Ganjaran Mereka yang Merayakan Valentine, Astaghfirullah

M. Iqbal 13 Feb 2019, 13:04
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM - Setiap tahunnya, tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari Valentine atau hari kasih sayang. Bahkan, hari itu seperti perayaan yang wajib bagi sebagian orang.

Tapi sebagai muslim, bagaimanakah pandangan Islam tentang perayaan tersebut? Seperti yang diketahui, Islam dengan tegas melarang perayaan valentine. Tapi bukan berarti Islam adalah ajaran yang tidak berlinang kasih sayang.

Dilansir dari sripoku.com, valentine sendiri merupakan perayaan untuk mengenang jasa seorang Pendeta. Tak hanya itu, perayaan itu juga untuk menyembah dan memuja dewa-dewa.
zxc1

Dengan kata lain Valentine merupakan salah satu ritual peribadatan non-Muslim. Jika seorang Muslim ikut serta merayakannya berarti adalah menjadi bagian dari mereka.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. “Barang siapa menyerupai / mengikuti suatu kaum maka ia termasuk kaum itu”( HR. Abu Daud). 

Selanjutnya, pada saat perayaan valentine, banyak pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum-hukum Islam, diantaranya bercampur baurnya (ikhtilat) antara laki-laki dan perempuan bukan mahram, berdansa, minum minuman keras, perempuan tidak memakai pakaian yang sesuai dengan tuntunan agama, bahkan mendekati zina yang jelas dilarang oleh agama Islam.

Sebagai seorang Muslim, setiap aktivitasnya dilarang untuk mengikuti cara hidup suatu kaum dan wajib meneladani hidup berdasarkan Al-qur’an maupun Hadist. Dan menjadi sebuah keharusan untuk meninggalkan atau tidak terlibat dalam perayaan Valentine.

Sabda Rasulullah SAW: Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai. Tidakkah (kalian suka) aku tunjukkan pada perkara, jika kalian melakukannya niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian! (HR. Muslim)

Dalam hadis lain Rasulullah bersabda: “Kecintaanku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena aku, yang saling mengunjungi karena aku, dan yang saling berkorban karena aku”.
zxc2

Dalil di atas menegaskan bahwa seorang Muslim lebih baik menempatkan cinta kepada Allah Dan Rasul-Nya, di atas kecintaan kepada yang lainnya. Bahkan seorang dianggap belum sempurna keimanannya sampai mereka saling mencintai karena Allah SWT.

Cinta kepada Allah SWT sebagai pemilik cinta sejati. Cinta kepada Rasulullah SAW sang kekasih hamba yang mendamba surga. Cinta yang mewujud dalam ketaatan atas segala syariah-Nya, melaksanakan titah, menjauhi larangan-nya.

Maka jadi merugi orang yang tidak bisa menggapainya. Bergelimang bahagia bagi yang senantiasa menghangati hati dalam taat akan syariah-Nya.