Menu

Polri Dituding Punya Pasukan Buzzer Jokowi, Ini Respon Pihak Mabes

Siswandi 8 Mar 2019, 23:24
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brijen Dedi Prasetyo
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brijen Dedi Prasetyo

RIAU24.COM -  Instansi Polri sempat mendapat sorotan. Hal menyusul tudingan akun Twitter @Opposite6890, yang menyebut Polri punya pasukan buzzer untuk mendukung calon presiden nomor urut 01.

Dalam cuitannya, akun Twitter @Opposite6890 menyebutkan bahwa Kepolisian mengerahkan ratusan anggota untuk menjadi tim buzzer mulai dari Polres sampai Mabes Polri. Bahkan saat ini telah terbentuk 100 polisi buzzer di setiap Polres.

Terkait hal itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brijen Dedi Prasetyo membantahnya.  

"Saya tegaskan lagi, apa yang disebarkan itu tidak benar, apalagi menyangkut pemilu. Netralitas adalah harga mati," ujar Dedi di kantornya, Jumat 8 Maret 2019.

Dedi kemudian balik menilai akun opposite6890 sebagai akun anonymous, sehingga dinilai tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak kredibel. Karena itu, pihaknya meminta informasi dari akun tersebut tidak  dijadikan sebagai berita.

"Kalau akun tidak bisa dikonfirmasi, diverifikasi, maka yang sebarkan beritanya itu hoax. Ada ancaman hukuman pidana apabila ada pihak yang merasa dirugikan terhadap apa yang diviralkan, berupa narasi, foto dan video," terangnya, dilansir viva.

Sedangkan terkait munculnya IP address yang menunjukan alamat Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta, Dedi mengatakan wifi di Mabes Polri merupakan area publik, sehingga bisa diakses siapa pun.

"Langkah-langkah progresif sudah dilakukan oleh direktorat cyber. Kita akan profil dan mengidentifikasi, siapa yang punya akun opposite6890 itu," ujarnya lagi.

Dikutip dari viva, dalam proses pelacakan yang dilakukan akun @Opposite6890, ditemukan adanya jaringan buzzer polisi se-Indonesia saling mengikuti (follow) di media sosial, yakni di Twitter, Instagram dan Facebook.

Akun yang mengorganisir ini bernama @AlumniShambar. Akun ini dalam penelusuran cuma mengikuti satu akun saja, yakni akun resmi Presiden Joko Widodo.

Akun @Opposite6890 membongkar bahwa ratusan buzzer polisi ini menggunakan aplikasi Sambhar dalam penyebaran pesan dan koordinasi.

Dalam investigasinya, berkas paket aplikasi Android (APK) aplikasi tersebut ternyata dilacak beralamat pada IP milik Mabes Polri. Anehnya, begitu narasi buzzer ini terbongkar, akun @AlumniShambar langsung lenyap dan jejaknya menghilang dari dunia maya.

Dalam penelusuran akun tersebut sudah tak tersedia di media sosial dari Twitter sampai Instagram.

Malahan, penyelidikan akun @Opposite6890, ditemukan akun @AlumniShambar berubah menjadi @demodulatoroid. Akun @Opposite6890 mengungkapkan, APK Sambhar hanya bisa diunduh dari website mysambhar.com. ***