Ribuan Yahudi Ortodoks Bentrok dengan Kelompok Perempuan Yahudi di Tembok Ratapan
RIAU24.COM - Ribuan warga Yahudi ultra-Ortodoks muda bentrok dengan kelompok perempuan Yahudi liberal di kawasan Tembok Ratapan, di Yerusalem. Sejumlah orang dilaporkan cedera di peristiwa tersebut.
Puluhan anggota kelompok Women of the Wall yang sedang memperjuangkan hak berdoa, harus dibawa keluar polisi.
The Jerusalem Post melaporkan 150 anggota kelompok bertemu dengan lebih dari 10.000 perempuan ultra-Ortodoks pada Jumat pagi, saling mengejek.
Sebagian pengunjuk rasa perempuan mengatakan kepada koran Haaretz bahwa mereka dibawa ke sana dengan menggunakan bus oleh sekolah keagamaan mereka untuk menghambat kelompok itu memasuki Tembok Ratapan.
"Saat berdoa, friksi terjadi antar para jemaat, termasuk Women of the Wall, dalam bentuk menyumpah dan berbagai komentar," kata polisi.
Lewat sebuah cuitan di twitter, Women of the Wall mengatakan dua anggotanya harus dirawat karena kejadian itu. Kelompok tersebut kemudian dikawal ke bagian lain tembok yang memungkinkan jemaat non-tradisional berdoa.
Koran Haaretz melaporkan ratusan laki-laki ultra-Ortodoks juga berusaha menembus barikade polisi untuk memasuki kelompok perempuan, tetapi polisi berhasil mendorong kembali mereka.
Polisi mengatakan mereka telah menangkap satu pria yang berusaha menyerang perwira polisi.
Rabbi Tembok Barat, Shmuel Rabinowitz, meminta kedua pihak untuk tenang "menjaga Tembok Ratapan sebagai tempat persatuan dan bukannya perpecahan."
Selama 30 tahun, kelompok Women of the Wall berjuang menentang peraturan yang melarang perempuan mengenakan skarf doa, berdoa dan membaca Taurat bersama-sama dengan suara keras di tempat itu. Menurut tradisi Yahudi Ortodoks, perempuan seharusnya tidak melakukan ritus keagamaan ini.***
R24/bara