Menu

Populasinya Terus Menurun, Burung 'Garuda Pancasila' Ini Bakal Terancam Punah

Siswandi 29 Mar 2019, 14:33
Polulasi Elang Jawa saat ini terus mengalami penurunan, sehingga perlu upaya pengembangbiakan. Foto: Int
Polulasi Elang Jawa saat ini terus mengalami penurunan, sehingga perlu upaya pengembangbiakan. Foto: Int

RIAU24.COM - Populasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) saat ini terus mengalami penurunan. Saat ini, jumlahnya diperkirakan hanya berkisar antara 300 hingga 500 ekor. Jumlah ini pun belum pasti, karena adanya kecenderungan penurunan tersebut. Bila tidak disikapi secara serius, binatang ini bisa berujung dengan kepunahan.

Kondisi ini, tentu saja sangat disayangkan. Apalagi jika mengingat, Elang Jawa telah dijadikan simbol identitas lambang Pancasila, yang lebih dikenal rakyat Indonesia dengan sebutan Garuda Pancasila.

Elang Jawa adalah spesies endemik, karena hanya terdapat di sepanjang Pulau Jawa. Karena itu pula, pemerintah Indonesia menetapkan Elang Jawa sebagai spesies yang dilindungi. Selanjutnya pada tahun 1993, Elang Jawa ditetapkan sebagai salah satu satwa nasional. Hal itu termaktub dalam Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 199.

Saat ini, Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor, menjadi salah satu lembaga konservasi Elang Jawa. Di tempat itu, ada 7 ekor Elang Jawa yang dipelihara, di antaranya sepasang Elang Jawa yang bernama Rama dan Shinta.

Selain itu, ada juga seekor elang yang diberi nama Elja dan kini sudah berusia 1,5 tahun. Elja memiliki saudara yang baru saja menetas.

Seperti dituturkan Group Head of Life Science TSI, Biswajit Guha, tidak mudah untuk mengembangkan hewan ini. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi karena Elang Jawa memiliki kriteria khusus. Salah satunya, bersarang di ketinggian 25 meter ke atas.

Saat ini di Indonesia, sudah banyak Lembaga Konservasi (LK) yang merawat satwa langka. Namun, belum ada yang mengembangkan Elang Jawa.

"Kalau kita lihat belum ada akses ex situ di LK. Dan TSI yang satu-satunya berkomitmen mengembangbiakkannya,' ujarnya, Kamis 28 Maret 2019 dilansir viva.

Kendala Penetasan
Ditambahkannya, para peneliti saat ini mengalami kendala dalam upaya pengembangbiakan hewan liar ini. Yang utama adalah terkait penetasan telur.

Untuk melengkapi lokasi penangkaran dan riset, kini TSI berkolaborasi dengan Hino Indonesia dalam program Corporate Social Responsibility (CSR).

"Kadang-kadang gagal, itu yang satu lihat penelitian. Kami bersama CSR Hino Indonesia concern dalam pengembangbiakan ini. Bagaimana bisa memperbaiki proses pengembangbiakan Elang Jawa. Tidak seperti burung lain, Elang tidak akan kawin lagi sampai anak elang bisa terbang," terangnya.

Program CSR konservasi Elang Jawa ini meliputi dua langkah besar yakni pengembangbiakan (breeding) dan penelitian tentang reproduksi Elang Jawa.

Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah populasi Elang Jawa yang terus menurun. Sehingga pada masa mendatang, anak-anak Indonesia masih dapat melihat Elang Jawa, yang telah dijadikan simbol negara tersebut. ***