Menu

Naudzubillah, Golongan-golongan ini Kelak Menjadi Musuh Allah

M. Iqbal 9 Apr 2019, 05:47
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM - Setiap ummat Muslim pasti menginginkan untuk menjadi  kekasih Allah. Tapi jika jadi hal sebaliknya, maka akan menjadi sebuah petaka yang perlu dihindari.

Dikutip dari Bincangsyariah.com, Sabtu, 6 April 2019, menjadi musuh Allah akan membuat Allah murka. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah menyebutkan jika ada tiga golongan yang kelak akan menjadi musuh bagi Allah.

Hadis tersebut adalah sebagai berikut:

قالرسول صلى الله عليه وسلم قال (قال اللهُ : ثلاثةٌ أنا خصمهم يومَ القيامةِ: رجلٌ أعطى بي ثم غدر، ورجلٌ باع حرًّا فأكل ثمنَه، ورجلٌ استأجرَ أجيرًا فاستوفى منهُ ولم يُعْطِه أجرَه)


"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah berfirman: ada tiga golongan, aku akan menjadi musuhnya, niscaya aku memusuhinya. (mereka itu adalah) seseorang yang berjanji dengan nama-Ku kemudian ia mengingkari, dan seseorang yang menjual orang merdeka kemudian melaknat hasilnya, dan seseorang yang memperkerjakan buruh dan buruh tersebut telah menyempurnakan pekerjaannya, namun ia tidak memberikan upahnya".

zxc1

Dari hadist tersebut, Allah menyebutkan jika golongan pertama yang kelak menjadi musuh Allah adalah mereka yang ingkar janji. Dalam Islam, janji dianalogikan sebagai sebuah hutang, yang mana hutang adalah wajib ditunaikan. Bahkan secara tidak langsung orang yang mengingkari janjinya adalah masuk dalam kategori orang munafik.

Kemudian adalah orang yang menjual orang, lantas menikmati hasil penjualannya tersebut. Hal ini mengingtakan kita kembali ke masa dimana sistem perbudakan yang sering terjadi pada zaman pra Islam.

Dalam praktik zaman sekarang, penjualan orang tersebut bisa dikemas dengan rapi, atau biasa yang dikenal dengan human trafficking, sebuah perdagangan manusia dalam segala jenis bentuk jual beli manusia dan juga eksploitasi terhadap manusia seperti pelacuran atau pengambilan organ tubuh manusia.

Praktik seperti itulah yang tidak diperbolehkan dalam QS An Nur ayat 33:

وَلَا تُكْرِهُوا فَتَيَاتِكُمْ عَلَى الْبِغَاءِ إِنْ أَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِتَبْتَغُوا عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَمَنْ يُكْرِهْهُنَّ فَإِنَّ اللَّهَ مِنْ بَعْدِ إِكْرَاهِهِنَّ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu".
zxc2

Golongan yang terakhir yang akan menjadi musuh Allah adalah seorang atasan yang tidak menunaikan kewajiban untuk membayar bawahannya. Bekerja dalam Islam diartikan sebagai bentuk pengabdian seseorang baik pada Tuhan maupun bentuk usahanya untuk mendapatkan penghasilan, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan Islam pun menjamin hak pekerja dengan baik.

Nabi Muhammad SAW juga telah memerintahkan memberikan upah sebelum keringat orang yang bekerja itu kering. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

"Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering".