Menu

Ini Cerita Mengerikan yang Tersisa dari Peledakan Bom di Sri Lanka

Siswandi 23 Apr 2019, 12:00
Kondisi Gereja St. Sebastian di Negombo, utara Kolombo, Sri Lanka yang hancur usai serangan bom. Foto: int
Kondisi Gereja St. Sebastian di Negombo, utara Kolombo, Sri Lanka yang hancur usai serangan bom. Foto: int

RIAU24.COM -  Serangkaian ledakan bom yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu 21 April 2019, merupakan aksi bom bunuh diri. Sejumlah saksi mata sempat melihat langsung para pelaku teror. Ceritanya sungguh membuat bulu kuduk merindik.

Salah satu saksi yang menyaksikan langsung pelaku teror itu, adalah Dilip Fernando, seorang jemaat Gereja St Sebastian, Negombo. Ia sendiri selamat dari serangan bom setelah memutuskan mencari gereja lain untuk menjalankan misa Paskah.

Saat itu, Gereja St Sebastian sangat ramai. Pensiunan berusia 66 tahun itu tak mendapatkan tempat duduk. Karena tak mau berdiri, ia memutuskan pergi ke gereja lain.

Untung baginya. Bom tiba-tiba meledak setelah ia pergi dari Gereja St Sebastian.

Pada Senin pagi kemarin, Fernando kembali ke gereja itu untuk melihat situasi terkini. "Saya biasa beribadah di sini," kata dia seperti dilansir the Guardian.

Fernando menuturkan, saat keluar gereja itu, ia dan keluarganya melihat seorang pemuda memasuki gereja dengan tas besar menjelang berakhirnya misa.
"Dia bahkan sempat memegang kepala cucu saya sambil berjalan. Dialah pelaku pengeboman itu," katanya.

Menurut Fernando, keluarganya yakin orang itu adalah pelakunya. "Tak lama setelah pria itu masuk gereja, ada ledakan besar. Dia tampak sangat tenang. Tidak bersemangat dan tidak tampak ketakutan," tambahnya, dilansir republika, Selasa 23 April 2019.

Saksi mata lainnya, adalah manajer Hotel Grand Cinnamon, Kolombo. Ia mengaku sempat melihat sosok pelaku bom bunuh diri. Pelaku yang diketahui berinisial MAM, juga terlihat tenang sebelum melancarkan aksinya.

Sang manajer yang tak mau disebutkan namanya menceritakan, pelaku menunggu dengan sabar saat mengantre makanan bufet. Sambil membawa piring dan saat akan dilayani, pelaku teror itu mengaktifkan bom yang dibawanya.

"Saat ia berada di antrean paling depan, ia meledakkan diri. Salah satu manajer kami yang bertugas menjadi salah satu korban tewas," ujarnya. ***