Menu

Harimau Penyerang Warga Inhil Diperkirakan Berjumlah 3 Ekor

Siswandi 31 May 2019, 23:27
Seekor anak harimau sumatera yang masuk perangkap di Agam, Sumbar, beberapa waktu lalu. Foto: int
Seekor anak harimau sumatera yang masuk perangkap di Agam, Sumbar, beberapa waktu lalu. Foto: int

RIAU24.COM -  Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, memperkirakan jumlah harimau Sumatera yang menerkam buruh pemanen pohon akasia di Kabupaten Indragiri Hilir, berjumlah 3 ekor.

Seperti diketahui, Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) menerkam pekerja bernama M Amri pada Kamis, (23/5/2019) hingga meninggal dunia. Konflik itu terjadi di kanal sekunder 41 areal PT Riau Indo Agropalma
RIA yang berada di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

“Berdasarkan hasil pengecekan awal, diduga harimau Sumatera yang membunuh korban terdiri dari satu induk betina, dan dua anaknya,” ungkap Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Jumat 31 Mei 2019.

Dikatakan, setelah insiden itu, sejumlah antisipasi pun telah dilakukan. Di antaranya menghentikan sementara aktivitas pemanenen akasia di kawasan itu dalam radius dua kilometer. Selanjutnya, kawasan itu ditetapkan masuk dalam zona merah.

Sedangkan areal di sekitarnya pada ditetapkan sebagai zona kuning yang artinya dapat melakukan aktivitas dengan prinsip kehati-hatian yang sangat tinggi.

Selan itu, pihaknya juga meningkatkan kegiatan patroli bersama tim BKO dari TNI dan Polri, BBKSDA Riau dengan menambahkan personel dari pemerintah daerah, baik itu Satpol PP, BPBD, Dinas LHK ataupun KPHP pada lokasi kejadian, serta konsesi yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Meski begitu, Suharyono mengatakan pihaknya tidak akan mengambil opsi menangkap satwa dilindungi tersebut karena konsesi PT RIA yang menjadi lokasi insiden masuk dalam lansekap Kerumutan, yang merupakan habitat binatang dilindungi tersebut.

Dilansir republika, Suharyono mengatakan, lahan konsesi milik anak perusahaan kelapa sawit dari Sinar Mas Grup itu masih ke dalam lanskap Kerumutan yang merupakan kantong harimau Sumatera.

Selain itu, dalam kurun waktu 1,5 bulan terakhir ini di wilayah itu muncul harimau liar yang keberadaannya sempat terekam video karyawan perusahaan tersebut.

Lokasinya masih satu kawasan di Pelangiran tempat penyerangan harimau Bonita. Pada 2018 di lanskap Kerumutan Kecamatan Pelangiran juga terjadi kasus kemunculan Harimau Sumatera yang diberi nama Bonita. ***