Menu

Langgar Resolusi PBB Karena Uji Coba Rudal, Korea Utara Malah Dibela Donald Trump

Satria Utama 3 Aug 2019, 10:14
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  WASHINGTON -  Uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara (Korut) mendapat kecaman dan kekhawatiran dari sejumlah negara. Apalagi uji coba nuklir tersebut dinilai telah melanggar resolusi PBB. 

Namun uji coba rudal Korut ini malah mendapat pembelaan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Ia menegaskan jika uji coba tersebut tidak melanggar kesepakatan dirinya dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un.

Dalam serangkaian postingan di Twitter, Trump mengatakan, ia tidak percaya Jong-un ingin mengecewakannya dengan melanggar kepercayaan. 

Korut menembakkan rudal untuk ketiga kalinya dalam delapan hari, serangkaian peluncuran yang menurut para analis tampaknya dirancang untuk meningkatkan kemampuan militernya. Uji coba itu juga untuk menekan AS dan Korea Selatan (Korsel) ketika keduanya berusaha untuk memulai kembali perundingan denuklirisasi dengan Pyongyang.

Korut menguji coba rudal meskipun pertemuan pada 30 Juni antara Trump dan Jong-un sepakat untuk menghidupkan kembali perundingan yang macet, yang belum dilanjutkan.

Trump telah mengecilkan arti peluncuran rudal Korut sejak pertemuan puncak dengan Jong-un di Vietnam berujung kegagalan pada bulan Februari lalu. Trump mengatakan mereka adalah perangkat jarak pendek, bukan rudal balistik antarbenua dan bom nuklir yang telah dijanjikan Jong-un untuk tidak diuji.

"Kim Jong-un dan Korea Utara menguji 3 rudal jarak pendek selama beberapa hari terakhir," tweet Trump. 

“Tes rudal ini bukan pelanggaran perjanjian yang ditandatangani Singapura kami, juga tidak ada diskusi tentang rudal jarak pendek ketika kami berjabat tangan," sambungnya.

"Mungkin ada pelanggaran PBB, tetapi Ketua Kim tidak ingin mengecewakan saya dengan pelanggaran kepercayaan, ada terlalu banyak bagi Korea Utara untuk mendapatkan - potensi sebagai Negara, di bawah kepemimpinan Kim Jong-un, tidak terbatas. Juga, ada terlalu banyak kerugian,” katanya.

Trump lantas memuji hubungan pribadinya dengan Kim, yang pemerintahannya telah dikritik oleh Departemen Luar Negeri AS karena menundukkan rakyatnya pelanggaran berat hak asasi manusia dan kebebasan mendasar. Departemen itu mengatakan pada bulan Mei bahwa sekitar 100.000 orang adalah dimasukkan ke kamp-kamp penjara politik.

Saya mungkin salah, tetapi saya percaya bahwa Ketua Kim memiliki visi yang hebat dan indah untuk negaranya, dan hanya Amerika Serikat, dengan saya sebagai Presiden, yang dapat mewujudkan visi itu. Dia akan melakukan hal yang benar karena dia terlalu pintar untuk tidak melakukannya, dan dia tidak ingin mengecewakan temannya, Presiden Trump!” tukas Trump.***