Uji Coba Sistem Rudal Arrow 3 Israel Sukses, S-300 Suriah Diklaim Bakal Pecundangi
RIAU24.COM - Sistem rudal Arrow 3 Israel telah sukaes diuji coba di Alaska hari Minggu lalu. Menurut Media Rusia mengklaim senjata pertahanan rezim Zionis itu secara siginifikan akan mempecundangi kemampuan sistem S-300 Suriah buatan Moskow.
Lenta.Ru, media yang berbasis di Rusia, melaporkan pada hari Jumat bahwa induksi sistem Arrow 3 di militer Israel akan membuat wilayah udara mereka tidak bisa ditembus.
"Tentu saja, secara tidak langsung, ini juga berlaku untuk Rusia—lagipula, pesawat dan rudal kami berlokasi di Suriah, yang berbatasan dengan Israel, dan dalam kondisi tertentu dominasi negara Yahudi ini dapat menyamping bagi kami," tulis media tersebut.
"Suriah akan sangat terbatas dalam kemampuan mereka untuk menggunakan S-300 sambil menangkis serangan berikutnya dari IDF (Pasukan Pertahanan Israel)," lanjut laporan tersebut, dikutip Al Masdar News, Sabtu 3 Agustus 2019.
"selain itu, Israel memiliki penangkal untuk hampir semua jenis rudal Rusia. Dan terhadap siapa teknologi seperti itu diciptakan, jika tidak terhadap negara-negara dengan persenjataan yang kuat?."
Hari Minggu lalu, militer Zionis dan Amerika Serikat (AS) berhasil menguji coba sistem rudal Arrow 3 di Alaska. Misil interseptor yang ditembakkan sistem itu menghantam target di luar lapisan atmosfer.
Uji coba senjata pertahanan tercanggih Israel itu dilakukan saat ketegangan dengan Iran memanas. "Ini kemampuan untuk bertindak melawan rudal balistik yang ditembakkan terhadap kami dari Iran dan dari lokasi lain mana pun," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada rapat kabinet usai uji coba sistem Arrow 3.
Penilaian intelijen Israel baru-baru ini menyatakan bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh Iran— termasuk program nuklir dan rudal balistiknya—adalah prioritas nomor satu untuk IDF.
Ada banyak spekulasi bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi ketika Channel 13 melaporkan pada akhir pekan bahwa Duta Besar Israel untuk AS Ron Dermer berada di Alaska, dan mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa ini bukan kunjungan diplomatik biasa tetapi, lebih tepatnya perjalanan yang jauh lebih penting dan bahkan dramatis.
Menurut laporan itu, kunjungan itu menyangkut masalah inti dari hubungan keamanan AS-Israel dan ada hubungannya dengan kerja sama mengenai ancaman dari Iran.
Sistem Arrow 3 merupakan hasil proyek senjata pertahanan dari Badan Pertahanan Rudal (MDA) AS dan Organisasi Pertahanan Rudal Israel (IMDO)—sebuah divisi dari Kementerian Pertahanan Israel. Produksinya melibatkan Boeing.
Sistem Arrow 3 dianggap sebagai salah satu sistem pencegat rudal terbaik dunia dan dirancang untuk menyediakan pertahanan udara pamungkas dengan mencegat rudal balistik—termasuk yang dengan hulu ledak nuklir—ketika misil musuh itu masih di luar atmosfer Bumi.
Selain sistem Arrow 3, pertahanan udara Israel saat ini juga diperkuat Iron Dome—yang dirancang untuk menembak jatuh roket jarak pendek—dan sistem pertahanan rudal David's Sling, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik taktis, roket jarak menengah hingga jarak jauh, serta rudal jelajah.
Untuk menguji sistem rudal Arrow 3, sebuah delegasi militer Israel menempuh 9.335 km ke Pacific Spaceport Complex-Alaska (PSCA) di Kodiak, Alaska.
"Arrow 3 terlalu besar untuk Negara Israel," kata direktur IMDO Moshe Patel setelah pengumuman kesimpulan dari tes pada hari Minggu. “Itu seharusnya baik terhadap ancaman nuklir yang datang dari Iran. Kami memiliki keterbatasan di arena kami untuk melakukan tes penerbangan karena keamanan."
"Apa yang terjadi di Alaska adalah yang paling mirip dengan misi operasional," imbuh pensiunan Brigadir Jenderal Zvika Haimovich, mantan komandan Divisi Pertahanan Udara Israel kepada The Jerusalem Post.
Sumber: Sindonews