Menu

Buntut Perusakan Sang Saka Merah Putih, 43 Mahasiswa Diamankan dari Asrama Papua

Siswandi 18 Aug 2019, 00:25
Petugas Kepolisian membubarkan massa yang sempat berkumpul di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Foto: int
Petugas Kepolisian membubarkan massa yang sempat berkumpul di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Foto: int

RIAU24.COM -  Pihak Polrestabes Surabaya, mengamankan 43 mahasiswa Papua pada Sabtu 17 Agustus 2019 kemarin. Mereka diangkut paksa dari asrama mahasisa Papua yang berada di Jalan Kalasan, Surabaya.

Langkah itu dilakukan aparat Kepolisian setelah marak beredar isu tentang dugaan perusakan Bendera Merah Putih yang diduga terjadi di asrama itu. Hal itu kemudian memantik emosi sejumlah massa, yang sempat beramai-ramai mendatangi asrama Papua pada Jumat malam kemarin.

Terkait hal itu, Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata, mengungkapkan, penangkapan puluhan mahasiswa tersebut untuk kepentingan pemeriksaan terkait dugaan perusakan bendera yang dilakukan oknum mahasiswa.

"Kami lakukan upaya penegakan hukum terhadap peristiwa terhadap lambang negara yaitu bendera merah putih yang ditemukan patah kemudian jatuh di got," terangnya, dilansir cnnindonesia.

Lebih lanjut, ia menuturkan, para mahasiswa asal Papua yang diamankan, terdiri dari tiga orang perempuan dan 40 laki-laki. Leo berjanji akan memperlakukan semua mahasiswa dengan baik.

Leo juga membantah bahwa polisi melakukan pengusiran terhadap mahasiswa yang menghuni Asrama Papua. Ia menyayangkan hal itu, karena menurutnya isu itu bisa menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.

"Satu hal yang paling penting yang kami perlu garis bawahi bahwa tidak ada isu ataupun fakta pengusiran mahasiswa ataupun warga Papua di Jalan Kalasan atau di Surabaya," kata dia.

Lebih lanjut, kata Leo, polisi akan tetap menjaga hak seluruh warga negara Indonesia yang tengah berada di Surabaya, termasuk mahasiswa Papua. Jika proses hukum telah selesai maka mahasiswa yang tak terbukti bersalah akan dikembalikan ke asrama.

Untuk diketahui, ricuh di asrama Papua bermula dari peredaran foto bendera Merah Putih yang rusak di depan asrama tersebut di sejumlah grup WhatsApp.

Hal itu diungkapkan salah satu perwakilan organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) Muhammad yang juga mendatangi asrama tersebut, Jumat (16/8) malam.

"Sang saka merah putih dipatah-patahkan di buang di selokan. Itu saya lihat di grup WhatsApp aliansi pecinta NKRI. Ini saya tunjukkan fotonya," terangnya.

Mengetahui hal itu, ia bersama sejumlah elemen masyarakat yang lain pun mendatangi asrama dua lantai tersebut. Suasana ricuh pun sempat terjadi.

Sementara itu, Juri Bicara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Dorlince Iyowau, membantah pihaknya melakukan perusakan bendera.

"Pengerusakan bendera itu tidak benar. Tapi opini yang digiring di luar sana itu kalau kami merusak bendera, itu kami tidak tahu menahu," terangnya ketika itu.

Ia mengaku bahwa bendera tersebut sempat dilihatnya di depan asrama siang tadi. Namun beberapa saat kemudian bendera itu hilang. ***