Sempat DItentang Orang Tua Karena Miskin, Remaja Penjual Cilok Ini Lulus Masuk Akmil
RIAU24.COM - Tampilan seorang anggota TNI dengan senjata di tangan, memang terlihat gagah dan membanggakan. Tak heran jikan banyak anak muda di tanah air memimpikan berkarir di dunia militer.
Hal ini yang juga terbayang di benak Emanuel Selviano, pemuda asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun, Emanuel sempat ragu dengan cita-citanya menjadi prajurit TNI, mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang sangat terbatas. Ayahnya juga sempat menentang keinginan Ivan tersebut.
Setiap harinya Ivan harus ikut membantu perekonomian orang tuanya untuk menyambung hidup. Ayah Ivan sehari-hari nya bekerja sebagai penjual cilok keliling di Balikpapan, sedangkan sang ibu membantu mempersiapkan cilok dagangan. Setiap liburan sekolah, Ivan bahkan diwajibkan oleh sang ayah untuk berjualan cilok.
Hal tersebut diunggkapkan oleh Ivan dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube TNI AD, Senin (9/9/2019). "Saya baru pertama kali masuk Instansi Akademi Militer ini, terus saya juga baru lulus SMA, saya sekolah di SMA Negeri 3 Balikpapan. Keluarga saya keluarga sederhana, pekerjaan orang tua pedagang cilok," cerita Ivan di video tersebut yang dilansir grid.id.
Setiap hari Sabtu dan Minggu, sambung Ivan, ia diwajibkan untuk membantu orang tua. Tak hanya berjualan, Ivan harus membantu orang tuanya untuk mempersiapkan dagangan setiap hari. "Membantu orang tua seperti jualan, atau mungkin membantu ibu mempersiapkan untuk jualan," imbuhnya.
Nicholas Nangga Wain, ayah Ivan, bahkan sempat menentang putranya mendaftar di Akademi Militer. Lantaran cita-cita tersebut terlalu tinggi bagi ayah Ivan ini. Nicholas khawatir, anaknya akan kecewa jika cita-citanya yang tinggi itu gagal diraih. "Papa itu kepengin kamu jangan sampai terlalu tinggi cita-citanya," ungkap Nicholas.
Meski mendapat tentangan dari sang ayah, Ivan tetap bersikeras mendaftar demi memperbaiki nasib keluarganya. "Tidak Papa, Ivan tidak mungkin punya cita-cita yang tanggung, Ivan kepengin tahu sejauh mana kita ini, masyarakat kecil ini menjadi orang besar', gitu katanya," cerita Nicholas.
Ivan mengakui bahwa awalnya ia tak ingin mendaftar sebagai Taruna. Lantaran ia sudah bercita-cita menjadi seorang Sersan. "Awalnya sih saya nggak ada kepikiran untuk jadi seorang Taruna itu nggak kepikiran sama sekali,"
"Awalnya itu saya ingin menjadi seorang Sersan atau Bintara, soalnya saya melihat dari orang-orang sekitar saya yang masuk Bintara itu gagah, perkasa, berwibawa," ungkap Ivan.
Namun karena pendaftaran Akademi Militer yang dibuka pertama kali, maka Ivan memantapkan hati untuk mendaftar. "Waktu saya mau mendaftar TNI AD, cuma Akmil ini yang baru buka pertama kali, jadi saya mencoba masuk," imbuhnya.
Ivan bahkan sempat minder mendaftar di Akmil, karena tes masuknya tergolong sulit dan harus menyingkirkan pendaftar yang lain. Namun karena tekadnya sudah mantap dan didorong motivasi ingin membuat orang tuanya bangga, ia akhirnya dapat lulus tes.
Lolos menjadi Taruna Akmil, Ivan akan dididik selama empat tahun di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah. Kedua orang tua Ivan kini telah mendukung cita-cita sang putra dan mendoakan agar Ivan dapat menyelesaikan pendidikannya dengan sebaik-baiknya. ***