Menu

Pantas Dicontoh, Inilah Pemimpin Besar di Dunia yang tak Butuh Pengawalan

Siswandi 12 Oct 2019, 22:54
Ilustrasi, Umar bin Abdul Aziz.
Ilustrasi, Umar bin Abdul Aziz.

RIAU24.COM -  Melihat seorang pemimpin dikawal oleh sejumlah pengawal atau bodyguard, saat ini sudah menjadi sebuah pemandangan yang lazim terjadi. Tujuannya tentu saja untuk melindungi sang pemimpin dari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Namun, hal itu tak berlaku bagi Umar bin Abdul Aziz, salah satu pemimpin dari Dinasti Umayyah yang begitu tersohor. Pada masa kepemimpinannya, tercatat bahwa kerajaan Islam mengalami masa kejayaan yang tidak banding. 

Kondisi itu tak terlepas dari sosok Umar bin Abdul Aziz, sebagai pribadi yang berakarakter, berintegritas dan mempunyai keteladanan besar. Sungguh, sosok pemimpin yang pantas dicontoh. 

Dilansir republika, Sabtu 12 Oktober 2019, sebagai seorang pemimpin besar di dunia dan disegani, Umar bin Abdul Aziz memiliki sifat yang rendah hati. Salah satu indikasinya, ia tidak suka dengan pengawalan, apalagi jika dilakukan secara berlebihan. 

Cerita tentang hal itu, dikisahkan saat Umar ikut menguburkan jenazah Sulaiman bin Abdul Malik, salah seorang pemimpin pada masanya. Usai menguburkan, ia mendengar suara bumi bergetar. 

Umar pun bertanya, "Apa ini?" 
Ada yang menjawab, "Ini adalah suara datangnya armada kendaraan kekhalifahan, wahai Amirul Mukminin, yang didatangkan ke sini agar Anda menaikinya." 

Mendengar jawaban itu, Umar pun berkata, "Apa perluku terhadap kendaraan itu. Singkirkan kendaraan itu dan berikan kudaku." 

Setelah menerima kudanya, Umar bin Abdul Aziz pun pergi. 

Setelah itu, datang petugas yang mengawalnya di samping kanan dan kirinya. Mereka dilengkapi pakaian dinas dan senjata lengkap. Melihat itu, Umar berkata, "Menyingkirlah kalian dariku. Apa perluku terhadap penjagaan kalian?" para pengawal Umar lantas menyingkir.

Tak hanya itu, riwayat lain dari Abi Abdil Malik, salah seorang anggota pengawal kekhalifahan pada masa Umar bin Abdul Aziz, pernah bertutur kisah Umar kepada Syaib bin Syaibah. 

Pada Hari Raya Id, Umar datang dengan mengenakan imamah, peci yang dilekatkan dengan serban di kepala, dan pakaian dari katun. 

Melihat kedatangan Umar, pasukan pengawal menyambutnya dan menyampaikan salam kepadanya. Mendapati itu, Umar kemudian berkata kepada mereka jika tindakan mereka tak tepat. "... Kalian sekelompok sementara aku sendiri. Maka, salam itu seharusnya akulah yang mengucapkan dan kalian yang menjawab." Umar pun mengucap salam dan dijawab oleh pasukannya.

Umar kemudian didekatkan hewan tunggangan, tapi ditolaknya. Dia memilih berjalan kaki. Para pengawal akhirnya ikut berjalan kaki bersamanya hingga Umar sampai ke mimbar untuk menyampaikan kutbah.

Dalam kutbahnya, Umar berkata: "Aku ingin orang kaya berkumpul kemudian memberikan sebagian hartanya kepada orang orang fakir dari mereka sehingga kita mempunyai harta yang sama. Dan, aku menjadi orang pertama yang melakukan itu," tegasnya. ***