Menu

Viral, Warga Bekasi Bisa Goreng Kerupuk Tanpa Gunakan Kompor

Siswandi 25 Oct 2019, 23:30
Sulastri menggoreng kerupuk di tengah jalan tanpa menggunakan kompor. Foto: int
Sulastri menggoreng kerupuk di tengah jalan tanpa menggunakan kompor. Foto: int

RIAU24.COM -  Sulastri Lestari, seorang warga Bekasi tiba-tiba jadi viral di media sosial. Hal itu setelah ia pamer menggoreng kerupuk di tengah jalan. Hebatnya lagi, aksi itu ia lakukan tanpa menggunakan kompor sama sekali.

Usut punya usut, Sulastri sama sekali tidak pamer punya ilmu kesaktian atau kemampuan supranatural. Kondisi itu bisa terjadi karena saking panasnya cuaca di kota yang berdampingan dengan ibukota negara tersebut.

Untuk diketahui, sejak beberapa waktu belakangan ini, cuaca super panas memang terjadi di beberapa daerah di Tanah Air. Bekasi salah satunya. Akibatnya, banyak warga yang enggan aktivitas di luar ruangan karena takut kulitnya terbakar.

Tapi beberapa warga di Bekasi dengan kreatif memanfaatkan teriknya matahari untuk menggoreng tanpa kompor. Salah satunya dilakukan Sulastri. Ia menggoreng kerupuk di tengah jalan dengan panas matahari. Hasilnya, kerupuk gorengannya tetap terasa renyah meski tanpa api dari kompor.

"Rasa kriuknya sama, tidak ada yang beda. Garing dan tidak lembek. Saya juga bingung kok sampai bisa matang begini," kata Lestari Jumat, 25 Oktober 2019, dilansir viva.

Lestari cuma memanfaatkan panas matahari untuk membuat minyak di wajan panas untuk menggoreng kerupuk. Dia pun mengklaim, rasanya sama dengan kerupuk yang digoreng secara normal.

"Cuma memang kurang garing saja di bagian tengah kerupuk," katanya.

Ia dan suaminya Nanang (28 tahun) pun melahap habis kerupuk itu. Sejauh ini enggak ada masalah setelah mengonsumsi kerupuk itu. "Buktinya Alhamdulillah saya sehat sampai sekarang," ujarnya.

Setelah video aksinya menggoreng kerupuk tanpa kompor jadi viral, Lestari belum terpikir untuk melakukan hal yang sama. "Takut kulit saya gosong, karena kan masaknya di tengah-tengah jalan," ucapnya.

Tentang panasnya cuaca tersebut, dibenarkan Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin.

“Kami mencatat pada 23 Oktober lalu suhu udara di atas 38 derajat celsius terukur di Ciputat (39,6 derajat celsius) lalu 38,8 derajat celsius di Jatiwaringin, 38,4 derajat di Ahmad Yani Semarang dan Syamsudin Noor Banjarmasin sebesar 38,2 derajat celsius,” terangnya.

Ditambahkannya, pada tanggal 27 hingga 30 Oktober atau akhir bulan perlu diwaspadai kondisi cuaca panas terik di siang hari. Meski titik kulminasi di Jawa mulai berkurang tapi potensi suhu panas masih tinggi, paling tidak sampai dengan akhir bulan.

"Perlu diwaspadai fenomena suhu panas satu minggu ke depan karena cuaca cerah tanpa awan mendominasi sehingga panas terik di siang,” terangnya lagi. ***