Menu

Pengamat Kritik Penunjukan Staf Khusus Presiden dari Kaum Milenial

M. Iqbal 22 Nov 2019, 10:17
Staf Khusus Presiden
Staf Khusus Presiden

RIAU24.COM - Peneliti Politik dari ISEAS Yusof Ishak Institute, Made Tony Supriatma, mengatakan jika penunjukan staf khusus presiden dari kalangan anak muda merupakan hadiah dari partisipasi mereka bekerja untuk kampanye Jokowi. Namun, dia mempertanyakan urgensi dari penunjukan staf khusus presiden itu.

Kada Made, para staf tersebut akan bekerja dalam pemerintahan yang baku dan rigid, sulit sekali mengubahnya. “Hal ini tidak lebih dari pencitraan yang murahan,” kata dia dilansir dari Tempo.com, Jumat, 22 November 2019.

Dia juga mengkritik tentang latar belakang anak-anak muda yang ditunjuk Jokowi sebagai pembantunya. Made menilai tidak ada faktor profesionalitas dari kalangan anak muda yang ditunjuk Jokowi. Mereka yang diambil oleh Jokowi, katanya lagi, adalah anak-anak yang jadi pengusaha. Dia menerangkan beberapa di antaranya memiliki perusahaan rintisan,  membuat organisasi yang kekinian, tetapi sama sekali tidak memiliki rasa akan keadilan.

“Ini semua kelas privilege,” lanjut Made.

Sementara itu, pengamat kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah, mengatakan jika penunjukan staf khusus Presiden dari kalangan anak muda menjadi cara Jokowi untuk memberikan kesempatan bagi mereka berpartisipasi dalam pemerintahan. Sehingga, kata dia, dapat diharapkan terjadi inovasi dan terobosan baru di dalam kebijakan publik ataupun pengelolaan pemerintahan. Hanya saja, lanjut Trubus, mereka akan berhadapan dengan kultur birokrasi yang feodal di dalam kementerian dan kelembagaan.

“Koordinasinya nanti akan menemukan banyak kendala.”

Trubus memberi catatan bahwa tujuh staf khusus presiden itu belum berpengalaman dalam birokrasi pemerintahan. Menurut dia, mereka mesti diberi tugas pokok dan fungsi yang jelas untuk dapat beradaptasi di tengah lingkungan pemerintahan yang rentan dengan konflik persaingan.

“Bagaiamana mereka dapat bekerja dengan optimal di bawah tekanan politik, itu yang mesti diperhatikan," ujar Trubus.

Untuk diketahui, adapun tujuh staf khusus presiden yang diperkenal itu anak-anak muda dari berbagai latar belakang profesi adalah Putri Indahsari Tanjung (CEO dan Founder Creativepreneur), Adamas Belva Syah Devara (Pendiri RuangGuru), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan SabangMerauke), Angkie Yudistia (Pendiri Thisable Enterprise, difabel tuna rungu), Gracia Billy Mambrasar (Pemuda asal Papua, penerima beasiswa Kuliah Oxford), Aminuddin Ma’aruf (Mantan ketua Pergerakan Mahasiswa Indonesia) dan Andri Taufan Garuda (CEO Amartha).