Menu

Ini 6 Alasan Kak Seto Usulkan Sekolah Tiga Hari ke Mendikbud Nadiem

M. Iqbal 5 Dec 2019, 10:12
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau biasa disapa Kak Seto
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau biasa disapa Kak Seto

RIAU24.COM - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau biasa disapa Kak Seto mengusulankan pemangkasan waktu sekolah menjadi 3 hari sekolah per minggu saja. Hal itu diutarakan Kak Seto ketika memberikan masukan di Mapolres Metro Jakarta Utara terkait tawuran maut di Sunter.

Lantas, apa saja yang menjadi dasar pemikiran dari usulan sekolah 3 hari yang disampaikan Kak Seto? Berikut ini penjelasannya dilansir dari Kompas.com, Kamis, 5 Desember 2019.
zxc1

1. Sudah teruji
Sekolah tiga hari sendiri sudah Kak Seto uji coba selama 13 tahun di homeschooling miliknya di Bintaro, Tangerang Selatan. "Nah kami sudah membuat percobaan sekolah selama 13 tahun ini. Sekolah seminggu hanya tiga kali. Per hari hanya tiga jam," katanya.

Sebagai pembanding, Kak Seto juga memiliki sebuah sekolah formal Mutiara Indonesia Internasional yang. bekerja sama dengan Universitas Cambridge di Inggris dan telah berjalan sejak tahun 1982.

2. Hasilkan lulusan unggul
Dari kedua sekolah tersebut, Kak Seto meyakini jika proses kegiatan belajar mengajar 3 hari tetap mampu melahirkan lulusan yang kompeten dan unggul. "(Ada) lulusannya yang masuk Kedokteran ada di UI, Gajah Mada, dan Undip. Kemudian USU dan Unhas. ITB, IPB ada," ujarnya. 

3. Anak senang sekolah
Kak Seto berpendapat, kemampuan melahirkan lulusan unggul itu bisa terjadi lantaran anak-anak merasa senang saat bersekolah. "Begitu tanya, anak-anak senang enggak  sekolah di sini? Seneng banget pak. Itu yang penting. Kalau zaman now begitu dengar, anak-anak hari ini guru mau rapat. Horeee bebas dari penjara rasanya," jelasnya Kak Seto.
zxc2

4. Pembelajaran efektif

Kak Seto mengatakan, di sekolahnya saat proses belajar mengajar dibangun secara efektif dengan memanfaatkan diskusi antar sesama. PR yang diberikan juga harus memicu kreativitas si anak.

Jadi anak-anak tidak jadi "robot" yang diharuskan menerima setiap pelajaran yang ada tanpa mempertimbangkan bakat terpendam mereka yang beda antara satu dan lainnya. "Nah ini yang saya harapkan idenya Mas Menteri baru. Pokoknya gaya (kurikulum) milenial," lanjut Kak Seto.

5. Pengembangan minat bakat
Terkait usulannya memotong jam pelajaran sekolah, Kak Seto menilai anak-anak memiliki kesempatan mengembangkan minat bakat, tak hanya berprestasi di bidang akademis. Kak Seto menyampaikan siswa binaannya di sekolah tersebut banyak menjadi pengusaha hingga atlet yang sudah berlaga di kancah Internasional.

"Ada yang tuna rungu, putranya Mbak Dewi Yull lulus diundang ratu Elizabeth di London karena mampu memotivasi sesama tuna rungu," ujar Kak Seto

6. Waktu bersama keluarga
Dengan sedikitnya waktu di sekolah, lanjur Kak Seto, maka anak-anak dapat meluangkan waktunya bersama keluarga serta mengembangkan minat dan bakat mereka.