Menu

Jenderal TNI Ini Sebut Granat Asap tak Bisa Meledak, Lalu yang di Monas Apa?

Siswandi 5 Dec 2019, 13:53
Petugas melakukan olah KTP di kawasan Monas setelah terjadi ledakan pada Selasa awal Desember kemarin. Foto: Int
Petugas melakukan olah KTP di kawasan Monas setelah terjadi ledakan pada Selasa awal Desember kemarin. Foto: Int

RIAU24.COM -  Masyarakat di Tanah Air sempat dibuat kaget dengan sebuah ledakan keras yang terjadi di areal Monas, Jakarta Pusat, Selasa 3 Desember 2019 lalu. Tak hanya membuat kaget, ledakan itu juga mengakibatkan dua prajurit TNI terluka. 

Berdasarkan keterangan Kapolda Metro Jaya, ledakan tersebut bersumber dari granat asap. 

Namun pernyataan bertentangan dilontarkan mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia, Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo. Dilansir detik, Kamis 5 Desember 2019, dalam akun Instagram pribadinya @suryoprabowo2011, Suryo menjelaskan jika granat asap tidak bisa meledak.

"Granat asap tidak meledak, namun menyemburkan asap, dan mengatifkannya hanya bisa dilakukan dengan mencabut ring pengamannya, dan untuk versi militer masih harus melepas tuas pengamannya," tulisnya. 

Selain itu, Suryo juga menambahkan keterangannya, bahwa granat asap sering digunakan prajurit TNI saat melakukan demontrasi terjun payung.

"Pada saat demonstrasi terjun payung granat asap ini kadang kala diikatkan pada kaki peterjun agar dia bisa terlihat oleh penonton yang menyaksikan di bawah," tulisnya lagi. 

Lalu bila memang benar demikian halnya, yang terjadi di Monas beberapa hari lalu, apa? 

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono mengatakan, ledakan tersebut bersumber dari granat asap. 

"Hasil olah TKP ini diduga granat asap yang meledak. Kita masih dalami. Tapi hasil sementara temuan di TKP ini adalah granat asap," terangnya, usai olah TKP di lokasi kejadian, Selasa lalu. ***