RIAU24.COM -   Sebuah artikel yang dikutip dari Chinese Money Trap membuat heboh warga Indonesia beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak kabar tersebut menyebutkan bahwa China tengah menjalankan misi menguasai negara-negara lain lewat utang. Salah satu yang disebutkan adalah Indonesia.  Tak hanya Indonesia, negara-negara di Afrika juga disebut menjadi target China. Kabar itu juga menyebutkan, bahwa untuk Indonesia, utang China masuk melalui pembiayaan proyek infrastruktur. Dengan begitu China bisa menguasai aset Indonesia lewat utang-utang tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian pun menepis tanggapan itu. Xiao menilai ada pihak yang memunculkan opini kerja sama China dengan negara lain dari sudut pandang negatif dan berusaha dengan sengaja memutarbalikkan fakta. 

"Memang ada sebagian orang tidak tahu kondisi sebenarnya, sehingga berusaha memberikan informasi yang salah," katanya seperti dikutip Riau24.com dari detikcom pekan ini.

Xiao juga mengatakan bahwa China bukan pemberi utang terbesar di Indonesia.

"Dari data yang saya miliki, obligator terbesar Indonesia bukan China, urutannya yang besar Singapura, Jepang, Amerika Serikat kemudian Bank Dunia. Kalau Singapura USD 66,497 miliar, USD Jepang 29,428 miliar, AS USD 22,467 miliar, Bank Dunia USD 17,78 miliar, China hanya USD 17,756 miliar," rincinya.

Xiao melanjutkan, untuk utang pemerintah Indonesia paling banyak berasal dari Amerika Serikat (AS). Porsinya mencapai 12,64% dari total seluruh utang pemerintah Indonesia.

Dari situ, dia menyimpulkan bahwa anggapan China bisa menguasai Indonesia itu tidak masuk akal. "Itu semua tidak masuk akal", tegasnya.

 

 

 

R24/DEVI