Menu

Abaikan Sanksi Amerika, Presiden Turki Erdogan Tetap Ancam Tutup Pangkalan Militer AS yang Simpan Bom Nuklir

Riki Ariyanto 20 Dec 2019, 23:07
Presiden Turki Tayyip Erdogan masih tidak ambil pusing dengan semua sanksi Amerika Serikat (foto/int)
Presiden Turki Tayyip Erdogan masih tidak ambil pusing dengan semua sanksi Amerika Serikat (foto/int)

RIAU24.COM - Jumat 20 Desember 2019, Presiden Turki Tayyip Erdogan masih tidak ambil pusing dengan semua sanksi Amerika Serikat (AS). Hal itu masih buntut dari kebijakan Turki membeli sistem pertahanan S-400 dan jaringan pipa gas Rusia.

Seperti dilansir dari Sindonews, Kongres Amerika Serikat (AS) telah melangkah menerapkan sanksi pada Turki terkait pembelian S-400 dari Rusia dan jaringan pipa TurkStream dengan Moskow. Jaringan pipa itu bakal langsung alirkan gas Rusia menuju Turki.

zxc1

Ketika diminta tanggapannya tentang sanksi pada Turki, Erdogan tegaskan bahwa kesepakatan S-400 dengan Rusia telah selesai. "Sekarang mereka mengatakan, 'Kami akan menerapkan sanksi terhadap ini' terkait TurkStream," sebut Erdogan menegaskan

"Ini melanggar hak-hak kami sepenuhnya. Kami juga kan memiliki sanksi kami sendiri terhadap semua itu," lanjut Erdogan, seperti dilaporkan Reuters.

Memang hubungan Amerika Serikat (AS) dan Turki mencapai level terendah dari beberapa tahun terakhir. Padahal kedua negara aliansi NATO.

zxc2

Gesekan Turki dengan Amerika Serikat (AS) mencakup berbagai isu mulai dari perang di Suriah, zona aman untuk pengungsi Suriah, pembelian sistem rudal S-400, sampai pembangunan jaringan pipa dengan Rusia.

Presiden Turki Erdogan bahkan balik mengancam menutup Pangkalan Udara Incirlik. Yang ternyata menampung sekitar 50 bom nuklir milik Amerika Serikat (AS). Kompleks Pangkalan Udara Incirlik, Turki, tersebut memang digunakan militer Amerika Serikat untuk operasi memerangi ISIS di Timur Tengah.

Kemarahan Erdogan itu dipicu ancaman sanksi Amerika Serikat (AS) dan resolusi Senat Amerika yang mengakui pembunuhan massal orang-orang Armenia seabad lalu sebagai genosida. "Jika perlu bagi kami untuk mengambil langkah seperti itu, tentu saja kami memiliki wewenang. Jika ini diperlukan, bersama dengan delegasi kami, kami akan menutup Incirlik jika perlu," ancam Presiden Turki Erdogan. (Riki)