Menu

Dinilai Ganggu Doa Bersama untuk Palestina dan Uighur di Bali, Gerombolan Massa Ini Diusir Polisi

Siswandi 25 Dec 2019, 23:54
Doa bersama untuk Palestina dan Uighur yang digelar di Bali. Foto: int
Doa bersama untuk Palestina dan Uighur yang digelar di Bali. Foto: int

RIAU24.COM -  Segerombolan massa sempat mendatangi lokasi digelarnya cara Doa untuk Negeri bertema 'Untukmu Palestina & Uighur Tercinta', yang digelar di Hotel Princess Keisha Teuku Umar Barat, Bali, Rabu 25 Desember 2019. Massa tersebut diketahui berasal dari Patriot Garuda Nusantara (PGN) Provinsi Bali. 

Massa di bawah pimpinan Panglima Komando PGN Wilayah Bali, Gus Yadi tiba di lokasi sekira pukul 11.45 WITA. Sementara itu, acara sedang berlangsung di dalam ruangan. Hadir pada kesempatan itu Ustaz Haikal Hasan, Ustaz Jawas Sokan, dan Ustaz Nur Asyur.

Setibanya di lokasi, massa PGN Bali langsung dijaga aparat Kepolisian. Ketika itu, massa PGN menyampaikan beberapa tuntutan. Di antaranya, agar tak mengganggu Pancasila. Mereka juga meminta, agar panitia penyelenggara tak lagi mendatangkan tokoh pergerakan 212. Kelompok ini juga meminta, agar persoalan Uighur tak dibahas di Bali. 

Dilansir viva, aparat Kepolisian langsung bersikap tegas. Mereka meminta massa PGN Bali membubarkan diri. Sebab, acara doa bersama ini sudah mengantongi izin dan tak masalah untuk diselenggarakan. Apalagi, bertepatan dengan perayaan Natal bagi umat Kristiani, pihak Kepolisian meminta agar massa PGN Bali tak menodai perayaan suci ini. 

Bahkan, pihak Kepolisian sempat mengultimatum massa PGN Bali, agar mereka membubarkan diri atau dibubarkan. 

"Saya hitung sekarang. Satu, dua, tiga, semua petugas siapkan tongkat," kata salah satu petugas Kepolisian melalui pengeras suara.

Mendengar ultimatum itu, massa PGN Bali pun lantas bergerak mundur membubarkan diri. 

Salah satu pemantau acara, Ustaz Ahmad Baraas yang merupakan Direktur LBH Paham Cabang Bali menjelaskan, acara berlangsung tanpa halangan, meski terjadi penolakan dari massa PGN Bali.

"Acara berlangsung hingga selesai tanpa kendala apa pun," kata Ustaz Baraas.

Menurutnya, acara yang digelar sejak pagi hingga sore hari itu sama sekali tak bermuatan politis. "Ini murni doa bersama untuk negeri. Juga, ada penggalangan dana. Hingga sore hari terkumpul dana sekitar Rp100 juta," tuturnya.

Acara yang diselenggarakan oleh Relawan Baitul Maqdis (RBM) Bali itu dihadiri sekitar 1.000 orang dari undangan yang disebar sebanyak 800 peserta. 

Ustaz Baraas tak habis pikir, dengan tuntutan PGN Bali. "Kalau diminta untuk tak mengganggu Pancasila, memangnya siapa yang mengganggu Pancasila. Kan, tidak ada. Ini pengajian dan doa bersama untuk keselamatan umat manusia. Apa yang dikhawatirkan dari acara ini," katanya. 

Kendati begitu, Ustaz Baraas menegaskan, ia mencoba berprasangka baik saja. Menurutnya, perbedaan cara pandang di Indonesia adalah hal yang wajar.

"Kita menilai positif saja. Soal perbedaan di masyarakat wajar saja terjadi. Saya salut polisi betul-betul menitikberatkan penilaiannya, ini kegiatan pengajian wajar dan tidak boleh diganggu," tuturnya. ***