Menu

FPI: Apa yang Dialami Muslim Uighur Karena Tak Ada Khilafah Islamiyah

Bisma Rizal 28 Dec 2019, 00:07
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis (foto/int)
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis (foto/int)

RIAU24.COM - JAKARTA- Apa yang dialami oleh umat Islam Uighur di Xinjiang, China, karena tidak adanya khilafah Islamiyah. Untuk diperlukannya persatuan negara-negara muslim untuk menegakkan hal tersebut.

Hal itulah yang diungkapkan oleh Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis saat berorasi dalam aksi damai bela Uighur di depan Kedubes China, Jakarta, Jumat (27/12/2019).

zxc1

Sobri pun menyebutkan, bukan hanya umat muslim Uighur saja yang mengalami penindasan. Umat Islam di Indonesia pun juga mengalami hal yang sama.

"Makanya kita harus berjuang, khilafah Islamiyah. Kita berjuang sama-sama tegakkan kerja sama antarseluruh negara Islam, kuatkan persatuan negara Islam, betul? Kita satukan ekonomi negara Islam betul? Jadi kita tidak diintervensi lagi oleh dolar atau yuan China," kata Sobri.

Sobri menegaskan, bahwa Khilafah adalah ajaran Islam yang jauh dengan aksi terorisme. Bahkan, katanya ajaran khilafah paling mencerminkan amanat UUD 1945.

zxc2

Karenanya, ia mengajak agar umat Islam tidak takut memperjuangkan khilafah. Sebab menurutnya Nabi Muhammad SAW telah memberitakan kedatangan Imam Mahdi yang akan menjadi khalifah.

"Insyaallah Imam Mahdi akan menjadi khalifah umat Islam. Imam Mahdi pasti datang jadi khalifah, karena itu berita dari Nabi Muhammad SAW," tuturnya.

Sobri pun mengusulkan agar adanya  pembentukan parlemen di antara negara-negara Islam. Selain itu, Sobri juga menyebut perlu ada pembentukan kekuatan militer gabungan dari negara-negara Islam.

Seperti diketahui, FPI menginisiasi aksi unjuk rasa sebagai solidaritas terhadap muslim Uighur di Xinjiang. Mereka memprotes keras perlakuan Pemerintah China kepada Uighur.

Hujan deras sempat melanda wilayah tersebut, namun peserta massa tak beranjak. Bahkan, sebagian dari mereka melaksanakan salat asar di jalanan di bawah guyuran hujan.

Selain itu, perwakilan massa aksi sempat menemui pihak Kedubes China. Namun Ketua PA 212 Slamet Maarif mengklaim perwakilan massa ditolak masuk Kedubes China. Massa dibubarkan setelah tak ada kabar kembali dari pihak Kedubes China. (R24/Bisma)