Menu

Tak Pantas, Puluhan Kapal Cina Masih Berkeliaran di Perairan Natuna

Siswandi 5 Jan 2020, 22:37
Pergerakan kapal Coast Guard China yang terpantau dari Pesawat Boeing 737 Intai Strategis Skadron Udara 5 Wing 5 TNI AU Lanud Sultan Hasanudin Makassar saat patroli udara di Laut Natuna, Sabtu (4/1/2020). Foto: int
Pergerakan kapal Coast Guard China yang terpantau dari Pesawat Boeing 737 Intai Strategis Skadron Udara 5 Wing 5 TNI AU Lanud Sultan Hasanudin Makassar saat patroli udara di Laut Natuna, Sabtu (4/1/2020). Foto: int

RIAU24.COM -  Sikap yang tak sepantasnya, ditunjukkan puluhan kapal asal China, yang hingga hingga malam ini dikabarkan masih saja berkeliaran di perairan Natuna. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan kapal. Di antaranya ada dua unit kapal pengawas pantai milik pemerintah China, serta puluhan kapal ikan. 

Kondisi itu dibenarkan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI, Laksamana Madya TNI Yudo Margono. Dikatakan hingga Minggu 5 Januari 2020 malam ini, kapal-kapal Cina masih berseliweran di perairan Natuna. Kapal-kapal tersebut berada di 130 NM timur laut Ranai, Natuna. 

"Iya benar (masih bertahan), 2 coast guard dan 1 pengawas perikanan + 30 kapal ikan Cina," terangnya, dilansir republika.

Dikatakan, rencananya besok akan ada 6 KRI yang akan dikerahkan di perairan Natuna. Meskipun masih bertahan, TNI tetap akan melakukan shadowing terhadap keberadaan kapal-kapal tersebut. 

Selain itu, pihaknya tetap akan mengupayakan langkah-langkah yang persuasif agar kapal-kapal China tersebut mau meninggalkan perairan Indonesia. "Diambil langkah-langkah persuasif dengan komunikasi yang baik," ujarnya.

Seperti diketahui, hubungan Indonesia dan China memanas setelah sejumlah kapal nelayan Cina yang dikawal Kapal Penjaga Pantai menerobos masuk teritorial Indonesia di Natuna, sejak Desember lalu. 

Pihak TNI AL berkali-kali melakukan pengusiran, tetapi penerobosan batas wilayah terus dilakukan kapal-kapal nelayan dan penjaga pantai tersebut.

Indonesia sendiri sudah mengeluarkan protes keras kepada China terkait hal itu. Namun pemerintah negara komunis itu bergeming seraya menyebutkan China puna jejak sejarah di perairan itu. 

Ternyata perkembangan terbaru menunjukkan, bukan hanya secra lisan, aksi China yang terus memantik reaksi dari banyak kalangan itu semakin tampak setelah puluhan kapalnya masih berkeliaran secara bebas di perairan Natuna. ***