Menu

Nauzubillah, Ini Dua Dosa Yang Terus Mengalir Meski Orangya Sudah Meninggal

Riko 12 Jan 2020, 16:46
Ilustrasi/int
Ilustrasi/int

RIAU24.COM -  Sebagaimana diketahui bahwa terdapat tiga amalan yang erus mengalir meski seseorang meninggal dunia. Hal tersebut dikabarkan dalam sabda nabi,

“Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali tiga hal; Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. An Nasa’i, At Tirmidzi dari shahabat Abu Hurairah).

Di samping pahala yang terus mengalir, ternyata terdapat pula dosa yang sifatnya sama. Dosa tersebut terus menimpa seseorang meski ia tak lagi melakukannya. Jika orang-orang shaleh mendapat kiriman pahala di alam barzah, seorang ini justru terus mendapat kiriman dosa dan dosa. Bayangkan seperih apa siksa kubur yang ia dapatkan.

Lalu jenis dosa mengerikan apa yang terus menimpa pelakunya? Berikut ulasanya. 

1. Menyeru Maksiat

Seorang yang menyeru dan mengajak pada perbuatan dosa, maka akan mendapatkan pula dosa para pengikutnya. Sebagaimana seorang kafir yang dikisahkan dalam Al-Qur’an, dibebani dosanya plus dosa orang-orang yang diajaknya melakukan kekufuran. Allah ta’ala berfirman,

“Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan).” (QS. An Nahl: 25).

Mereka yang masuk dalam dosa ini yakni para da’i penyeru maksiat. Mereka yang menyebarkan pemahaman dan pemikiran sesat, menyeru orang lain untuk melakukan perbuatan syirik, dan lain sebagainya.

Termasuk pula orang yang menyuruh orang lain berbuat dosa meski ia sendiri tak melakukannya. Seorang itu tetap mendapat dosa orang lain yang melakukannya. Pun mereka yang bukan da’i ataupun publik figur yang menyeru maksiat, namun mengajak orang lain melakukan maksiat, maka tergolong di dalamnya.

2. Mempelopori maksiat

Mempelopori di sini ialah seseorang melakukan perbuatan maksiat di hadapan publik hingga orang-orang mengikutinya. Si pelopor tak pernah mengajak orang lain untuk melakukan maksiat seperti dirinya. Namun ternyata orang lain menyaksikan dan mengikuti jejaknya.

Sebagai contoh, yakni dosa membunuh yang dilakukan putra Nabi Adam. Ia tak menyuruh orang lain untuk membunuh. Namun ia menjadi pelopor dalam pembunuhan. Alhasil, ia mendapatkan dosa setiap pembunuhan yang terjadi di dunia ini hingga hari akhir.

Seperti yang disabdakan Rasulullah, “Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak Adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Al Bukhari, Muslim dan yang lainnya).

Jika di masa kini, maka dosa si pelopor tersebut contohnya seseorang wanita menggunakan celana pendek di hadapan publik. Sebelumnya, celana pendek hanya digunakan di rumah. Namun melihat wanita tersebut menggunakannya di khalayak ramai, para wanita pun mengikutinya hingga banyak sekali wanita bercelana mini.

Contoh lain, seorang wanita mendesain sebuah baju ataupun hijab yang menarik namun ternyata tak sesuai syariat. Para wanita kemudian tertarik dan meniru gayanya. Ia pun mendapat dosa setiap orang yang menirunya.

Bayangkan jika seorang tersebut mengunggah gaya bajunya di medsos, atau ia muncul di layar kaca, maka berapa jumlah orang yang melihatnya dan menirunya?!

Termasuk dalam dosa jenis ini yakni seorang wanita membuka aurat di depan umum hingga para pria memandanginya. Di antara mereka kemudian terdapat pria-pria yang menikmatinya. Maka wanita tersebut mendapatkan setiap dosa pandangan mata pria yang menikmati auratnya. Lagi-lagi, di era digital seperti sekarang sangat mudah untuk seseorang muncul di hadapan massa meski ia berada di dalam rumah sekalipun.

Dosa si pelopor ini banyak ragamnya dan tak hanya yang telah disebutkan di atas. Untuk mengetahuinya, lihatlah dampaknya. Perbuatan maksiat jenis apapun jika ditiru orang lain maka dosanya akan terus mengalir menjadi dosa jariyah.


Sumber:  Muslimahdaily